Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Idealisme Intelijen

4 Juni 2021   05:47 Diperbarui: 8 Juni 2021   12:03 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber: Envato Elements)

Dari abad 17 sampai permulaan abad 20 istilah idealisme banyak dipakai dalam pengklarifikasian filsafat. Idealisme memberikan doktrin bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat dipahami dalam kebergantungannya pada jiwa (mind) dan spirit (roh). Istilah ini diambil dari "idea", yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa (wiki).

Dalam dunia intelijen terdapat aliran idealis, misalnya dari hasil analisis. Di dalamnya terdapat pesan yang ingin disampaikan oleh si analis, yang kadang membuat kompartmentasi apa yang tersirat, umumnya tidak terbaca oleh mereka yang awam.

Pembaca awam hanya mampu membaca apa yang tersurat. Berdasarkan pesan-pesan itu, seseorang yang paham dan berkepentingan dengan tema dapat menganalisis tentang pandangan penulis.

Idealisme yang dikemukakan terkait dengan prediksi persepsi, misalnya tema yang berhubungan dengan loyalitas, perjuangan, penghianatan, ketegasan, bahkan pembersihan, penghancuran, serta pembangunan masa depan. Intelijen hanya memberi prediksi, apa yang akan terjadi, keputusan ada pada end user.

Secara teori ada dua bentuk idealisme: yaitu idealisme aktif. Idealisme aktif adalah idealisme yang melahirkan insipirasi-inspirasi baru yang bisa dilakukan dalam realitas. Sedangkan idealisme pasif adalah idealisme yang hanya semu, tidak pernah bisa diwujudkan, bersifat utopis saja.

Sebagai penutup, tugas utama intelijen mempersiapkan perkiraan intelijen tentang karakter mandala serta perubahan yang terjadi akibat pesatnya perkembangan teknologi, baik lima, sepuluh, dua puluh lima dan seterusnya dengan dasar intelijen strategis. Pencegahan bekerja paling baik ketika ada garis merah yang jelas, ketika kepentingan vital dipertaruhkan, dan ketika kemampuan diketahui.

Karena itu mari kita persiapkan bangsa menuju Indonesia yang tangguh dan tidak mudah tersentuh. No action talk only (pemimpin hanya berbicara tanpa tindakan) bagi intelijen dinilai membunuh idealisme, kira-kira begitu.

Salam,
Pray Old Soldier.

By. Marsda TNI (Pur) Prayitno Wongsodidjojo Ramelan, Pengamat intelijen

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun