Penulis pernah membuat tulisan bahwa virus SARS-CoV-2 sebagai sarana alam yang bertugas membasmi manusia yang rentan, yaitu para lansia dan mereka yang memiliki komorbid (baca di sini).
Kini, bagaimana pemerintah menyikapi penyebaran corona virus covid-19 yang terus meluas dan jumlahnya naik, di mana ada keputusan terbaik Menkes Budi Sadikin untuk memberi vaksin kepada Lansia. Mari kita bahas.
Covid-19 pembunuh utama para lansia
Pada awal Covid menyebar, April 2020, juru bicara pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menyatakan, pasien Covid-19 yang meninggal dunia di Indonesia kebanyakan berusia antara 30 sampai 59 tahun.
Kasus kematian terbanyak kedua terjadi pada kelompok pasien dengan rentang usia 60 sampai 79 tahun.
Data tersebut juga diungkap oleh KawalCovid19 melalui akun twitter resminya, Minggu 24 Mei 2020, kelompok usia di atas 60 tahun tingkat kematiannya mencapai 17,70 persen.
Saat itu menurut Yurianto, kasus kematian pasien Covid-19 terutama yang memiliki penyakit penyerta hipertensi, diabetes, penyakit jantung, serta penyakit pernafasan seperti asma dan penyakit paru-paru obstruktif yang sudah menahun.
Pada bulan November 2020, terjadi pergeseran rentang usia. Juru bicara Satgas Covid-19 Prof Wiku Adisasmito pada kanal YouTube Sekretariat Presiden menyebutkan Usia 60 tahun ke atas 19,5 kali lipat lebih berisiko, 46-59 tahun 8,5 kali lipat lebih berisiko, dan 31-45 tahun 2,4 kali lipat lebih berisiko. Dari data ini terlihat resiko tertinggi pada lansia usia 60-79 tahun.
Menurut Wiku, penyandang komorbid, urutan paling berbahaya bila tertular covid yaitu, penyakit ginjal (13,7 kali lebih berisiko), penyakit jantung (9 kali lebih berisiko), diabetes mellitus (8,3 kali lebih berisiko), hipertensi (6 kali lebih berisiko), dan penyakit imun (6 kali lebih berisiko).
Pemberian vaksin untuk lansia
Sejak vaksin diketemukan dan dilaksanakan, negara maju seperti Inggris dan Amerika Serikat, prioritas vaksin diperuntukan para lansia.