Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Upaya Amerika agar Indonesia Tidak Jatuh ke Pelukan China

29 Oktober 2020   15:30 Diperbarui: 29 Oktober 2020   20:16 3026
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perang amerika vs china | source: shutterstock (via KOMPAS.com)

Amerika lalu mengawasi Senjata Pemusnah Massal (SPM), agar jangan sampai jatuh ke tangan teroris. Bahkan karena badan intelijennya khawatir, memberi saran Sadam Husein mempunyai SPM dan akhirnya diserbu. Sadam digantung.

Amerika terus mengejar Osama bin Laden, sejak peristiwa 11 September 2001 dan berhasil ditembak mati pada 1 Mei 2011, di Abottabat Pakistan, setelah dikejar selama 9 tahun 8 bulan. Tokoh-tokoh utama Al-Qaeda dilenyapkan.

Data masa lalu juga menunjukkan dalam melaksanakan operasi militer di negara lain, ternyata Amerika tidak dapat berdiri sendiri. Selain membutuhkan dukungan negara-negara NATO, ternyata dalam operasi militer mengejar Al-Qaeda, dukungan internasional tidak terelakkan.

Amerika butuh akses negara-negara lain untuk izin penggunaan ruang udara. Untuk mengejar Al-Qaeda di pelosok dunia, Amerika butuh dukungan terus-menerus negara lain.

Amerika mendapat pelajaran tidak bisa melakukan operasi militer walau dengan kekuatan nuklirnya untuk menghabisi Al-Qaeda. Kemudian disadari bahwa Amerika harus berubah dari kebijakan unilateral bergeser, kemudian membangun kerja sama internasional. Itulah data the past dari operasi militer AS.

Current Affairs Indo Pasific, QUAD, dan China
Setelah re-balancing pada tahun 2009, Amerika menemukan bukti dan impian China soal hegemoni, di mana kebangkitan ekonomi dan inisiatif global China ini menunjukkan bahwa China berupaya berperilaku layaknya kekuatan besar (great power) yang hidup berdampingan dengan superpower (AS), melalui kerja sama dan kompetisi (secara damai) di bidang ekonomi dan militer sejak 2007-2015 dan terus berlanjut hingga kini.

China sudah menerapkan upaya penguasaan LCS, mengklaim sepihak dan membangun pulau karang Spratley dan Paracel membangun 33.000 kapal maritim serta kapal pengawal Coast Guard dalam penerapan grey zone war. China juga sudah mempersiapkan pembangunan kekuatan maritim tempur dengan kapal Induk.

Konsep OBOR (One Belt One Road) dan BRI (Belt Road Initiative), merupakan langkah membangun kerja sama berupa instrumen prosperity, pinjaman utang, dengan target penguasaan negara melalui debt trap (jebakan utang). Dua negara utama yang mereka target yaitu Malaysia dan Indonesia, di samping negara-negara lain di jalur OBOR.

PM Najib saat memerintah, sudah masuk dalam jaring China. Akhirnya jatuh dalam operasi senyap, korupsinya di 1 MDP dibongkar oleh FBI. Najib akhirnya kalah pada pemilu oleh Mahathir dan tragis, dia masuk penjara.

Indonesia kemudian menjadi negara kedua yang diperebutkan oleh China dan AS. China melalui pinjaman utang dan Amerika melalui konsep Indo Pasific dan higher road.

Amerika memainkan CIA, kementerian luar negeri, dan kekuatan militer. Sebagai ujung tombak dalam membangun kerja sama internasional kawasan Asia Pasifik kini adalah Menlu Mike Pompeo yang mantan Direktur CIA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun