Kasus Novel Corona Virus, (2019-nCoV) di kota Wuhan sejak tanggal 31 Desember 2019 kini membuat banyak pemerintah di bilangan dunia gelisah. Pasalnya, karena kepercayaan rakyat kepada pemerintah bisa memengaruhi kredibilitas apabila dinilai rakyat tidak segera mengambil langkah penyelamatan (evakuasi).
Michael Ryan, Executive Director of The World Health Organization's Health Emergency Program mengatakan, "Virus yang relatif ringan tetapi dapat menyebabkan banyak kerusakan jika banyak orang yang terpapar," katanya.
Hingga 28 Januari 2020, dari data WHO, sekitar 99% dari total 6.000 kasus virus corona yang ada di China, sebagian besar, terkonsentrasi di Wuhan, pusat penyebaran virus. Menurut WHO, tingkat kematian Coronavirus sekarang sekitar 2%.
Ryan mengatakan 71 kasus telah dilaporkan di 15 negara lain, dan sebagian besar dari kasus tersebut terkait dengan perjalanan ke Tiongkok.
Pejabat di Cina mengatakan pada hari Minggu (26/1/2020) bahwa 80 orang telah meninggal karena virus corona dan 2.744 kasus penyakit telah dikonfirmasi. Sedangkan, 3.000 kasus lainnya diduga sedang diselidiki, lebih dari 30.453 orang saat ini sedang dalam pengawasan medis karena kemungkinan kontak dengan orang-orang yang mungkin telah terinfeksi.
Beijing melaporkan lonjakan pada awal Rabu (29/1) jumlah korban jiwa menjadi 132. Lebih kecil dibandingkan 348 orang yang meninggal di China selama SARS dan yang menewaskan hampir 800 orang di seluruh dunia.
Pejabat Cina telah memblokir semua transportasi masuk dan keluar dari kota Wuhan dan daerah sekitarnya, di mana wabah "virus corona 2019 novel" atau "2019-nCoV" itu berasal.
Langkah Evakuasi Beberapa Negara
1. Amerika Serikat
Pemerintah AS dengan menggunakan pesawat charter telah mengevakuasi 201 orang WN Amerika dan diplomat Konsulat AS dari Wuhan, di mana terdapat 1.000 WN AS di kota tersebut.
Pesawat mendarat Rabu Pagi (29/1) di March Air Reserve Headquarters di Riverside County, California, setelah short stop refueling di Anchorage, Alaska.
Semua pengungsi diperiksa kesehatan awal di Tiongkok dan cek ulang selama short stop di Alaska. Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengatakan larangan total untuk bepergian ke dan dari China adalah salah satu opsi yang dipertimbangkan oleh pemerintahan Donald Trump ketika mencoba mengatasi penyebaran cepat virus corona baru yang mematikan.