Kabinet Indonesia Maju sudah resmi dilantik, ini adalah kabinet pemerintahan Indonesia pimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin periode 2019-2024.
Susunan kabinet berasal dari kalangan profesional, usulan partai politik pengusung pasangan Jokowi-Amin pada Pilpres 2019 yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Kerja ditambah Partai Gerindra yang bergabung setelahnya serah terima para menteri sudah dilaksanakan, dan langsung bekerja.
 Wapres mendapat tugas negara ke Jepang, Presiden didampingi ibu negara mengunjungi Papua dan Papua Barat yang beberapa waktu lalu sempat bergolak.
Bermacam tanggapan muncul, antara yang kecewa, tidak puas, hingga ada yang nyinyir. Ini bagian rumit presiden sebagai eksekutif yang harus mengatur ritme dengan para pelaku legislatif dan yudikatif.
Penulis melihat cara berpikir presiden kini lebih menyesuaikan dengan perkembangan jaman era digital. Memandang jauh masa depan Indonesia dengan sistim demokrasi yang memengaruhi sikap inovatif dan reaktif masyarakatnya.
Keputusan yang berani dan tidak populer itu justru menurut penulis menunjukkan perubahan besar leadership pak Jokowi, yang awalnya bak derigen musik yang menjaga agar simfoninya tidak fals. Nah, pada periode kedua ini pantas dijuluki sebagai sang Maestro.
Ini adalah julukan keramat bagi orang yang sangat ahli dalam bidang seni seperti komponis, konduktor; empu.
Mari kita bahas bagaimana sang Maestro ini mengawali kiprahnya dengan keputusan yang tidak lumrah dan agak misteri dan melawan arus dalam penyusunan kabinetnya.
Membaca Dasar Pemikiran
Presiden dengan hak prerogatifnya memilih para pembantunya di Kabinet Indonesia Maju. Setelah semua terpilih, pemilihan menteri dan wamen itu dapat dinilai sebagai langkah taktis.
Akan tetapi gabungan para menteri dan wamen dibawah kepemimpinannya menjadi kekuatan strategis yang berkemampuan untuk mewujudkan tujuan strategis.
Oleh karena itu kabinet ini diberi nama Indonesia Maju. Dalam sambutan awal setelah dilantik MPR, Presiden Jokowi menunjukkan dirinya sebagai seorang visioner, melihat dan memprediksi Indonesia pada tahun 2045.