Menurut Sindhudarmoko (2000), pada korupsi tersangkut tiga pihak, pihak pemberi, penerima dan objek korupsi.Â
Secara teori, korupsi apabila dibiarkan akan berdampak terhadap makroekonomi, berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Dalam jangka pendek pengaruhnya belum akan terlihat, tapi dalam jangka panjang korupsi sangat mematikan pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Ekonomi Indonesia pada tahun 2018 tumbuh 5,17 persen. Persentase ini di bawah dari target yang ditetapkan yaitu 5,4 persen. Tapi pertumbuhan ini lebih besar dibanding angka pertumbuhan tahun 2017 sebesar 5,07 persen.
Pada masa pemerintahan Presiden Jokowi pertumbuhan ekonomi sebagai berikut: 2015 (4,8); 2016 (5,03); 2017 (5,07); 2018 (5,17 persen).
Menurut Bank Dunia (World Bank), saat ini perekonomian global dibayangi dengan perang dagang antara Amerika Serikat-China dan potensi resesi ekonomi AS. Hal ini disebut akan memicu aliran modal keluar yang lebih besar dari Indonesia.
Indonesia dikatakan akan makin terpuruk akibat masih tingginya defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD).Â
Bank Dunia memproyeksi, CAD Indonesia di akhir 2019, US$ 33 miliar naik dari tahun sebelumnya US$ 31 miliar. Kemudian investasi asing atau foreign direct investment (FDI) hanya US$ 22 miliar hingga akhir tahun ini.
Dengan kondisi itu, Bank Dunia menilai, Indonesia membutuhkan dana asing masuk (inflow) minimal US$ 16 miliar per-tahun untuk menutup gap defisit tersebut.
"Indonesia harus reformasi besar-besaran dengan membangun kredibilitas dengan membangun bisnis yang terbuka, kepastian peraturan, dan kepatuhan dengan kebijakan presiden," tambah Bank Dunia.
Presiden Joko Widodo saat membuka rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (4/9/2019) menyatakan kecewa, karena investor asing masih sedikit menanamkan modal ke Indonesia.