Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Ketika (Salah) Membaca Teror di Nduga

10 Desember 2018   13:31 Diperbarui: 10 Desember 2018   14:36 2233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prajurit TNI bersiap menaiki helikopter menuju Nduga di Wamena, Papua, Rabu (5/12/2018). Aparat gabungan terus berusaha mengatasi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang diduga telah menewaskan 31 karyawan PT Istika Karya saat melakukan pengerjaan jalur Trans Papua di Kali Yigi dan Kali Aurak Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua. (ANTARA FOTO/Iwan Adisaputra)

Dari informasi serta data intelijen yang masuk, kasus Nduga jangan diremehkan, kenapa? Karena ada indikasi gerakan, taktik dan strategi Egianus Kogoya itu adalah raid and terror. Jelasnya mereka hanya pelaksana lapangan. Ada handler, pengatur strategi yang sudah berinteraksi. 

Telah dilaporkan juga, senjata yang mereka gunakan standard NATO. Tujuan pemain luar itu bisa bisnis kelompok khusus atau pesanan bikin kacau. Yang kemudian menjadi pertanyaan intelijen, mereka mau ganggu proyek Infrastruktur atau aksi teror pesanan? 

Menurut penulis lebih kepada pesanan untuk teror, memanipulasi Egianus untuk melakukan aksi untuk bagaimana caranya menuju merdeka. Itu pesan pihak-pihak yang berkepentingan kepada pemerintah sebagaimana aksi teror umumnya.

Aksi-aksi serupa bisa saja terjadi di tempat lain, baik OPM yang di gunung maupun di pantai. Lantas bagaimana mengatasinya? Counter insurgency adalah langkah yang tepat, potong jalur komando dengan handler mereka. Pertempuran gunung-hutan adalah spesialis beberapa pasukan khusus TNI yang memang dilatih. 

Sementara itu Kemlu mesti mampu meyakinkan negara-negara seperti Vanuatu, PNG dan negara-negara lain di Pasifik Selatan serta negara lainnya supaya tidak mencampuri urusan dalam negeri kita. Kesejahteraan dan pendidikan penduduk juga tetap diperhatikan oleh pejabat yang pegang amanah.

Kita menyelesaikan Aceh yang mau merdeka saja bisa, apa Papua tidak bisa? Padahal GAM itu lebih cerdas, galak dan cerdik serta jauh berbahaya dibandingkan OPM. Nah, masih ributkah kita dengan istilah? Ini masalah nasional, masalah integritas nasional dan bangsa ini perlu satu sikap, bukan sebaliknya. Semoga bermanfaat. (PRAY)

Marsda Pur. Prayitno Ramelan (Pengamat Intelijen)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun