Sejak tahun 2002, setelah memasuki masa purna tugas di TNI, walaupun masih aktif menjadi penasehat Menhan, penulis mulai aktif membuat artikel, baik untuk media arus utama maupun blog. Pada saat itu menulis adalah sebuah kegiatan selingan dengan tujuan menyampaikan pemikiran berdasarkan pengetahuan dan pengalaman selama 32 tahun bertugas. Menulis hanyalah sebagai sebuah penyaluran hobi dan kesenangan. Malam ini penulis membaca sebuah tulisan dari salah seorang Kompasianer, Amril Taufik Gobel tentang acara Kompasiana Monthly Discussion (Modis) di Jakarta, yaitu forum silaturahmi admin dan kompasianers serta undangan lainnya, yang memunculkan seorang tokoh. Pertama dengan mantan wapres Jusuf Kalla, dan hari ini dengan salah satu yang disebut ATG sebagai “living legend” dunia Pers Indonesia, Bapak Jakob Oetama. Penulis sangat terkesan dengan catatan Amril dimana Pak Jakob mengatakan bahwa Kompas dibangunnya dengan "Menyatukan iman dan amal dalam bingkai ibadah." Selama setahun setengah penulis bergabung di Kompasiana, ada sebuah tujuan yang selalu dipegang, ternyata pegangan itu kini dinyatakan oleh Pak Jakob. Selama ini di usia senja, penulis mencoba menyampaikan apa yang sedikit diketahuinya. Lebih jauh lagi semua yang dikerjakan dalam menulis dimulai dengan niat baik, dan ditujukan sebagai bagian dari ibadah. Kini penulis menemukan kalimat yang tepat, menyatukan iman dan amal itu dalam bingkai ibadah. Sebagai manusia, dengan usia yang cukup lanjut, sesuai dengan kepercayaan yang dianut, penulis selalu berpegang bahwa manusia yang beruntung adalah mereka yang beriman dan beramal sholeh, dan selalu berusaha menjauhi kesombongan. Kini jawaban itu telah penulis dapatkan, dengan niat yang baik, tujuan yang jelas, selalu memohon perlindungan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Ternyata dengan mengawali menulis dan terus menulis di Kompasiana ada sesuatu yang di dapat dan diluar dugaan. Beberapa kumpulan artikel kemudian di bukukan oleh Grasindo, dengan judul Intelijen Bertawaf. Buku tersebut ternyata menarik perhatian TV One, penulis diundang dalam beberapa talk show yang berkaitan dengan masalah intelijen dan teroris. Penulis juga dihubungi percetakan lain yang meminta tulisan untuk dibukukan, selain itu penulis mendapat tawaran dari sebuah majalah baru sebagai salah satu anggota Dewan Pembina, diberi kolom khusus "Bisnis Intelijen." Penulis juga mendapat tawaran untuk memberikan kuliah sebagai dosen tamu di salah satu Universitas, dan lain-lain tawaran yang tidak dapat penulis sampaikan pada forum ini. Nah, apa yang disampaikan diatas adalah sebuah sebuah bukti bahwa semuanya itu dimulai "hanya" dengan menulis di Kompasiana. Sederhana bukan?. Kompasiana kini telah menjadi sebuah portal kelas satu di jagat maya Indonesia. Menurut Mas Taufik H Mihardja, super admin Kompasiana pada artikel ATG menyebutkan, setiap hari terdapat 200 artikel yang posting, sementara pengunjung setiap bulan mencapai 1,7 juta. Anggota yang terdaftar mencapai 17.000 orang....Hopo tumon?. Sekali lagi para kompasianers, teruslah berkarya, mulailah menulis dengan tujuan baik, suatu saat nanti anda akan melihat dan merasakan hasilnya yang tidak terduga. Saat anda memutuskan bergabung dan menulis di Kompasiana, tanpa anda sadari sebetulnya anda sudah menjadi bagian dari keluarga besar Kompas Gramedia, dimana disitu terdapat saudara tua Kompasiana yaitu tiga penerbit. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi temanku para kompasianers, terima kasih Pak Jakob, terima kasih Kompasiana, juga para kompasianers dan pembaca budiman. Salam hangat. PRAYITNO RAMELAN. Blogger yang bangga dengan Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H