Mohon tunggu...
ono Prayetno
ono Prayetno Mohon Tunggu... Freelancer - Mencintai semua Ciptaan Tuhan tanpa membeda bedakan

Bekerja sebagai Pramuwisata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengalamanku Dijebak Sindikat Pembobol ATM di Medan

4 Agustus 2016   14:09 Diperbarui: 4 Agustus 2016   14:26 745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hari itu aku dan anakku pergi ke sebuah pomp bensin sambil menunggu dia mengisi minyak untuk motornya aku teringat mau ambil uang di Gallery ATM yang ada disekitar situ untuk membayar uang kuliahnya. Didalam kudapati beberapa orang yang sedang sibuk menghadap mesin atm ada yang posisi berdirinya agak merapat ke arah mesin ATM mungkin alasannya demi keamanan agar Pin tidak diintip orang atau saldonya sudah menipis..hehehe.

ada juga yang jarak berdirinya setengah meter kebelakang super PD (percaya diri) mungkin karena saldonya buanyak..

Aku coba mencari ATM mandiri yang sedang kosong kulihat seorang lelaki berpenampilan "parlente" baru saja bergeser dari ATM pecahan Rp 50.000 ke Pecahan Rp 100.000 persis disebelahnya. Mungkin maksudnya agar aku ke mesin ATM pecahan 50.000 yang tanpa sepengetahuanku telah dipasangi jebakan.  Karena  aku tak melihat dia memegang uang dia hanya bergeser kesebelahku saja. tapi tidak terlalu menjadi perhatianku.."none of my business." Sebelumya aku berpapasan dengan seorang ibu muda yang mengurungkan niat untuk menarik uang dari mesin ATM pecahan 50.000 tsb karena, "mesinnya rusak..!"  katanya sambil keluar meninggalkan ruang gallery ATM tersebut.

Orang masih ramai didalam ruang itu..ketika kucoba untuk memasukkan ATMku memang agak susah seperti ada yang mengganjal..dari sebelahku terdengar suara laki laki yang tadi seolah mengajariku dan berkata.."agak miring buat posisi kartunya pak..!" dan aku mencoba melakukan seperti yang dikatakan orang disebelahku ini tanpa sedikitpun merasa curiga.

Dan memang tidak bisa juga kemudian tanpa kuminta dia membantuku untuk memasukkan kartu dengan sedikit memaksa akhirnya kartu ATM  ku masuk tapi posisinya tidak sempurna seperti terjepit mau dikeluarkan lagi sudah tak bisa dan orang yang menyuruhku tadi kemudian berlalu begitu saja meninggalkan ruang gallery ATM tsb. Terakhir aku sadar ternyata orang ini bagian dari sindikat pembobol ATM .

Tak lama sorang laki laki lain lagi datang membantuku. " coba begini pak" katanya sambil kedua tangannya menekan tombol cancell  dan tombol dibawahnya dengan jari telunjuk dan ibu jarinya dengan posisi berdiri seperti memasang kuda kuda seolah sedang menekan kedua tombol tersebut sekuat tenaga pada saat bersamaan dia menyuruhku memasukkan nomor pin ATM ku  berulang-ulangkali. Mungkin dikesempatan itulah orang ini menghapal nomor Pin ku.

"coba masukkan PIN nya pak !" tanpa curiga aku memasukkan nomor pin ku dengan cepat agar tak terlihat laki laki disebelahku dan kuulangi sampai berkali kali karena menurutnya agar kartu yang terjepit bisa keluar,  tapi kartu ATM ku sudah terlanjur terjepit dan tak bisa keluar lagi..semua orang diruang ATM tadi sudah pada pergi tinggal aku sendiri akhirnya kuambil kunci yang ada dikantong  kucolok colok kartuku tadi dan akhirnya kartu ATM ku tenggelam tak kelihatan lagi. Karena kupikir sudah aman akupun pergi meninggalkan Gallery ATM itu dengan harapan mudah mudahan team teknisinya akan menemukan ATM yang sudah tertelan tadi.

Tak berselang lama kira kira satu jam  berlalu ketika aku sedang berada di sebuah shopping center di jln SM Raja Medan untuk mengambil uang dimesin ATM dari bank yang lain tiba tiba hapeku berdering, "hallo ni dengan bapak Suprayetno?" Lho telepon dari siapa ini pikirku. Karena nomornya pake kode area Jakarta " ya,..dengan siapa ni?"  " saya dari Bank Mandiri JAKARTA, bapak ada melakukan transaksi sebesar Rp 500.000 di sebuah ALFAMART barusan?!"  " tidak ada ibu" jawabku. "Kami mencurigai ada transaksi menggunakan ATM bapak." Dan akupun tanpa diminta, menceritakan kronologis kejadian yang menimpaku dan aku memintanya untuk memblokir rekeningku yang tinggal Rp 140.000 itu.

Kemudian akupun dianjurkan untuk melaporkan kejadian ini ke Bank Mandiri terdekat. Karena penasaran aku kembali lagi ke Gallery ATM yang tadi kuanggap rusak ternyata mesin ATM itu baik baik saja tak ada yang aneh aneh..dan aku  akhirnya sadar kalau ATM ku sudah disalahgunakan  Oleh sindikat pembobol ATM di Medan yang beberapa hari kemudian terberita di koran kalau sindikat itu tertangkap dalam sebuah aksi kejar kejaran dengan Polisi Lantas yang sedang bertugas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun