Mohon tunggu...
Prawira Tama
Prawira Tama Mohon Tunggu... Insinyur - Pembaca

Prawira Tama, lahir di Lumajang dan hidup secara nomad di beberapa kota. Pernah terlibat dalam beberapa penulisan buku bersama. Buku (solo) kumpulan puisinya akan terbit segera.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menilik Ketidakpastian

8 September 2020   05:05 Diperbarui: 8 September 2020   20:58 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

: Yu Ning

Raga merupakan kendara,
di mana jiwa terbawa melaju ke tujuan,
melewati jalanan ketidakpastian.

"Jangan main-main dengan prasangka!"

Kau pun tahu,
prasangka itu menjadikan manusia kelaparan.
Dengan rakus; memakan bangkai di jalanan.

Kau pun tahu,
prasangka itu seperti rasa menahan pipis.
Bergejolak nyeri; terasa hingga ujung ibu jari.

Tapi apa lagi yang bisa diandalkan
saat kita menilik ketidakpastian?
Apakah baik dan buruk itu keniscayaan?

Setiap orang adalah orang baik,
setidaknya bagi dirinya sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun