Pada tanggal 27 Oktober 2023, sebuah tim pengabdian dosen dari Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UM) yang diketuai oleh Prawinda Putri Anzari, S.I.Kom., M.Si., meluncurkan inisiatif luar biasa yang bertujuan untuk mengatasi pernikahan dini dan memberdayakan perempuan di Kabupaten Pasuruan. Dalam kegiatan pengabdian ini, mereka membawa konsep "Menuju Generasi Z Penuh Karya: Implementasi Pencegahan Pernikahan Dini Primer Berbasis Modal Sosial."
Pencegahan Pernikahan Dini Primer Berbasis Modal Sosial:Â Solusi untuk Masa Depan yang Lebih BaikPernikahan dini adalah isu sosial yang memengaruhi ribuan perempuan muda di seluruh Indonesia. Kabupaten Pasuruan tidak terkecuali, dan inilah yang menjadi fokus pengabdian dosen Ilmu Komunikasi UM. Dengan judul sosialisasi yang mendalam, mereka berupaya untuk menggugah kesadaran dan menginspirasi tindakan positif di komunitas tersebut.
Perempuan Membantu Membangun Masa Depan
Kegiatan ini diawali dengan mengenalkan judul sosialisasi yang kuat, yakni "Perempuan Berdaya  Membantu Membangun Masa Depan." Judul ini mencerminkan kolaborasi antara teknologi dan pengabdian sosial dalam upaya membangun masa depan yang lebih cerah.
Menyadarkan 25 PerempuanÂ
Suara Dalam PerjuanganAcara ini berhasil mengumpulkan 25 peserta, semua adalah perempuan yang pernah menikah sebelum berusia 18 tahun. Mereka menjadi "suara" dalam perjuangan melawan pernikahan dini. Sebagian besar peserta sudah memiliki pengetahuan tentang bahaya pernikahan dini, namun, kenyataannya mereka masih terjebak dalam praktik ini, begitu juga dengan kepala desa dan pihak kesehatan yang tidak secara efektif mencegahnya.
Dari Ketergantungan Menuju Kemandirian Ekonomi
Salah satu fakta yang mencolok adalah bahwa perempuan yang menikah dini umumnya tidak bekerja dan ekonomi mereka sepenuhnya bergantung pada suami mereka. Inilah mengapa dalam program ini, fokus utama adalah memberdayakan perempuan untuk memperoleh kemandirian ekonomi.
Modal Sosial Sebagai Fondasi TransformasiKegiatan pengabdian ini memperkenalkan konsep modal sosial sebagai fondasi utama untuk transformasi. Para peserta dilibatkan dalam berbagai kegiatan yang membangun modal sosial di komunitas mereka. Mereka belajar cara membangun jaringan sosial yang kuat, berkomunikasi secara efektif, dan memperoleh keterampilan yang dapat membantu mereka berpartisipasi aktif dalam pencegahan pernikahan dini.