Dalam setiap kehidupan seseorang pastilah memiliki visi dan misi di setiap siklus kehidupannya. Saat mulai lahir, sekolah, bekerja, berkeluarga hingga hari tua mengurus keturunan, tentu selalu ada faktor sesuatu yang tidak diinginkan terjadi. Kadangkala hal tersebut membuat terkurasnya tabungan / deposito maupun aset yang telah kita investasikan. Ternyata kita sangat membutuhkan suatu jaminan rasa aman dalam menghadapi faktor risiko tersebut. Asuransi tentu saja sering kita dengar manfaatnya dalam menjamin dan mengantisipasi risiko itu. Namun seberapa pentingkah asuransi itu ? Bagaimana memilih asuransi yang memiliki manfaat sesuai kebutuhan?Â
Layanan asuransi dengan platform terkini dan bermanfaat sesuai kebutuhan dan mendukung gaya hidup (lifestyle) tersebut , terjawab dalam event bertajuk Kompasiana Blogshop bersama Asuransi Jagadiri yang diselenggarakan di Kampus ABFI Perbanas Jakarta Selatan pada 15 Oktober 2015 lalu. Kegiatan ini dihadiri blogger dan mahasiswa Perbanas dan merupakan salah satu bentuk kegiatan peningkatan skill bagi para mahasiswa Perbanas.
Reginald J Hamdani (Direktur Utama PT Central Asia Financial) bercerita mengenai latar belakangnya yang berasal dari perbankan sebelum berkecimpung dalam dunia perasuransian. Dunia perbankan memiliki keterkaitan sehingga masih bersaudara dengan asuransi dan financing.
Tingkat kesejahteraan di Indonesia semakin membaik dari tahun ke tahun, seiring pertumbuhan kelas menengah yang semakin cepat. Menurut data MP3EI pada tahun 2025 70% populasi penduduk merupakan usia angkatan kerja antara 15-64 tahun. Diperkirakan antara tahun 2020-2030 jumlah usia produktif angkatan kerja akan mencapai titik tertinggi, dimana ini akan menjadi bonus demografi bagi kemakmuran bangsa.
Kemudian Reginald menjelaskan perkembangan digitalisasi dalam kehidupan sehari-hari yang memiliki pengaruh yang kuat. Layanan digital yang berbentuk Apps dan juga media sosial, saat ini telah memberikan kemudahan bagi penggunanya seperti transportasi (Grabbike, Uber, GoJek), belanja (Lazada, Elevenia, Zalora, Kaskus), media sosial (Google+, Instagram, Twitter, Facebook), komunikasi (Line, BBM, Path), hiburan (YouTube).
Menurut data McKenzie Consulting (2013) era digital di Indonesia telah mengubah perilaku konsumen dalam aktivitas sehari-hari bertransaksi online 24 sehari kapanpun dan dimanapun dengan segala kemudahan dan kenyamanan. Pertumbuhan pengguna internet sebesar 83,7 juta jiwa pada tahun 2014, diproyeksikan menjadi 94 juta jiwa pada tahun 2015. 60,2% pengguna internet berusia 25-44 tahun. Penggunaan ponsel telah mencapai 269 juta unit, dimana 1,5 ponsel per pengguna merupakan 57 juta pengguna ponsel pintar (smartphone). Perilaku belanja online pada tahun 2013 dilakukan sekitar 4,6 juta masyarakat, akan meningkat menjadi 61% menjadi 7,4 juta masyarakat pada tahun 2015. Rata-rata pengeluaran belanja online sebesar 1,8 milyar dollar pada tahun 2013, akan menjadi 4,5 milyar dolar pada tahun 2016.
Dalam tiga tahun terkahir ini 54,1% belanja online menggunakan ponsel pintar. Indonesia merupakan pangsa pasar terbesar industri perdagangan elektronik (e-commerce) setelah melihat fakta data tersebut. Lalu Reginald memberikan sebuah pertanyaan berhadiah voucher belanja satu juta rupiah tetapi tidak ada satupun yang bisa menjawab. Pertanyaan tersebut adalah "Produk apakah yang paling laku keras di Lazada.com"? Ternyata Pisau Dapur. Jika ingin mengetahui jawabannya, mohon ditanyakan langsung ke CEO Lazada.
Namun dalam masyarakat ada persepsi yang mengatakan bahwa asuransi selalu dikejar agen pemasaran dan dipaksa harus beli, uang dapat hilang, dan susahnya klaim. Dalam setiap siklus kehidupan mulai dari sekolah, bekerja, hingga berkeluarga & mempunyai tanggungan anak, tentu saja dibutuhkan asuransi. Ketika bekerja dan belum menikah dibutuhkan namanya asuransi kesehatan. Saat menikah maka perlu tambahan asuransi jiwa. Pada saat punya anak, maka perlu dipersiapkan asuransi pendidikan anak.Â