Akhirnya Final Copa America Centenario 2016 yang mempertemukan Argentina dan Cile, Â berlangsung di MetLife Stadium East Rutherford New Jersey pagi hari tadi WIB 27 Juni 2016. Pada partai perdana Grup D, Argentina mampu menang tipis 2-1 atas Cile. Kemudian menggilas Panama 5-0 dan Bolivia 3-0. Kemenangan meyakinkan Argentina di fase grup, terus berlanjut dengan menyikat Venezuela 4-1 di perempat final dan tuan rumah AS 4-0 di semifinal. Setelah kekalahan perdana atas Argentina di fase grup, Â Cile bangkit dengan menghajar Bolivia 2-1 dan Panama 4-2. Kemudian Meksiko dicukur habis 0-7 di perempat final, akhirnya menghentikan Kolombia 2-0 di semifinal.Â
Pertandingan yang dipimpin wasit Heber Lopes (Brasil) dan disaksikan 82.026 pasang mata penonton ini, Â selain pembuktian racikan tarian Tango terbaik antara Gerardo Martino dan Juan Antonio Pizzi yang berdarah Argentina, juga penuntasan 'kutukan' Lionel Messi yang tak pernah mempersembahkan trofi juara bagi timnas Argentina. Tujuh belas menit pertama kedua tim saling silih berganti menyerang dengan tentu saja dengan kontak fisik yang menguras emosi. Menit ke 17 Diaz terkena kartu kuning menghadang pergerakan Messi, yang berakibat tendangan bebas bagi Argentina. Tendangan bebas jarak jauh Messi ini, Â mampu dihalau oleh Claudio Bravo. Â Di menit ke 22 Gonzalo Higuain mencuri bola dari penguasaan Gary Medel dan membawa hingga kotak penalty. Berhadapan dengan Claudio Bravo, Â bola dicungkil Higuain namun sayang tipis di samping tiang gawang.
Hingga menit ke 25 penguasaan bola 52%-48% dikuasai oleh Cile, Â namun Argentina telah menghasilkan tembakan ke gawang lebih banyak yaitu 6 peluang gol tembakan. Menit ke 28 Diaz harus menerima kartu kuning kedua (kartu merah) setelah kembali menghadang pergerakan Messi. Keunggulan pemain ini tak membuat Argentina mampu menembus kokohnya pertahanan Cile. Menit ke 37 Mascherano dan Vidal dihadiahi kartu kuning. Giliran Marcos Rojo harus terkena kartu merah di menit ke 42 , setelah tackling keras Arturo Vidal.Â
Babak kedua pun dimulai serangan Argentina yang bombardir pertahanan Cile,  namun tak satupun menyentuh mulut gawang. Menit ke 65 Alexis Sanchez dalam posisi off-side ketika menerima umpan Jose Fuenzalida. Peluang emas Argentina di menit ke 84 terbuang sia-sia, tendangan Sergio Aguero di dalam kotak penalty  melayang di atas mistar gawang. Dalam masa injury time menit 91, Nicolas Otamendi berhasil membuang tendangan Alexis Sanchez di mulut gawang. Aksi membawa bola dari tengah lapangan hingga mendekati kotak penalty, namun sayang tendangan keras Lionel Messi masih menyamping di sisi gawang.Â
Masa perpanjangan waktu 2 x 15 menit para pemain kedua tim mulai menghindari kontak fisik yang akan mendapat ganjaran kartu. Babak pertama peluang Cile didapat melalui sundulan Eduardo Vargas, Â namun dengan mudah ditangkap Sergio Romero. Sementara Claudio Btavo berhasil menepis bola dengan spektakuler sundulan Aguero, menyambut tendangan bebas Lionel Messi. Terlihat gelagat akan terjadi adu penalty, Pizzi melakukan rotasi pemain. Ini terlihat dari pergantian Alexis Sanchez oleh Francisco Silva menit ke 104, dan Eduardo Vargas oleh Nicolas Castillo menit 109. Tekanan Argentina semakin terasa dengan masuknya Erik Lamela menggantikan Ever Banega di menit ke 111.
Setelah skor masih 0-0 , maka dilanjutkan adu ipenalty yang merupakan momok menakutkan bagi sekaliber pemain bintang sekalipun. Terbukti tendangan pertama Cile oleh Arturo Vidal mampu dipatahkan dengan mudah oleh Sergio Romero. Kesempatan pertama Argentina lewat Lionel Messi terbuang percuma. Tendangan kaki kiri Messi dengan bola menyusur tanah masih menyamping di kiri tiang gawang Cile. Padahal Claudio Bravo telah salah bergerak ke arah kanan.
Penendang Cile berikutnya Nicolas Castillo dan Charles Aranguiz sukses menjebol gawang Romero. Melihat tendangan keras melayang Castillo yang bergetar keras, Â menunjukkan kesiapan adu penalty ala Pizzi ketika memasukannya menggantikan Eduardo Vargas di menit ke 109. Penendang Argentina juga sukses menjebol jala Bravo lewat tendangan Javier Mascherano dan Sergio Aguero.Â
Penendang keempat Cile Jean Beausejour sukses menuntaskan tugas mengirim bola masuk ke jala Romero. Petaka bagi Argentina mulai terlihat dari kegagalan tendangan keempat oleh Lucas Biglia, gelandang tangguh yang bermain di klub Lazio (Italia) ini. Bravo yang bergerak ke kanan berhasil menghalau bola dengan kedua tangannya. Akhirnya penendang kelima Cile Francisco Silva berhasil menceploskan bola ke jala Romero. Silva yang masuk menggantikan Alexis Sanchez di menit ke 104, berhasil menuntaskan tanggung jawab adu penalty yang telah disiapkan Pizzi. Argentina - Cile : 2-4. Kemenangan dramatis Cile ini merupakan prestasi bagi Pizzi dalam menjawab keraguan publik Cile atas performa Cile sebelum Copa America Centenario berlangsung.Â
Kegagalan Argentina ini semakin memperpanjang puasa gelar Copa America selepas tahun 1993, Â yang sebelumnya juga puasa gelar Piala Dunia FIFA selepas tahun 1986. Ini juga merupakan kado pahit bagi Lionel Messi yang berulangtahun pada 24 Juni lalu. Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Begitulah nasib Messi, Â gagal mengeksekusi penalty pada kesempatan pertama, Â juga gagal mempersembahkan trofi bagi negaranya. Kado ulang tahun terpahit dalam pentas internasionalnya. Namun Tim Argentina terhibur dengan dianugerahi Fair Play Award.Â
Pesta kemenangan Cile bagi sang kapten Claudio Bravo, melengkapi kebahagiaan Maret lalu dengan kelahiran anak keempat seorang putri cantik bernama Emma. Tak hanya itu saja Cile berpesta pora, namun ketiga pemainnya meraih penghargaan (award). Eduardo Vargas menerima Golden Boot Award sebagai top-scorer 6 gol. Alexis Sanchez dianugerahi Golden Ball Award. Sementara Golden Glove Award diraih oleh Claudio Bravo.Â