Mohon tunggu...
Emanuel Pratomo
Emanuel Pratomo Mohon Tunggu... Freelancer - .....

........

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Ada Apa dengan Layanan KRL Jabodetabek?

29 September 2016   20:13 Diperbarui: 3 Oktober 2016   18:22 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Problem besar masalah transportasi publik di Jakarta dan wilayah penyangganya terus berlanjut hingga kini, dimana masyarakat sangat berharap tersedianya moda transportasi yang nyaman dengan jangkauan rute yang beragam. PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) sebagai penyedia jasa transportasi pilihan masyarakat urban, terus selalu berinovasi dalam menghadapi tantangan dalam hal safety, pelayanan pelanggan dan ketepatan waktu. Konsistensi KCJ tercermin dalam peningkatan fasilitas di dalam stasiun, jumlah armada (train-set), modernisasi teknologi keselamatan perjalanan serta memperpendek waktu tempuh. Ini semua tentunya demi keselamatan dan kenyamanan bersama. 

Pertumbuhan volume penumpang KRL Jabodetabek semakin mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, seiring membaiknya infrastruktur dan layanan perkeretaapian. Para penglaju (commuters) antar kota Jakarta dengan wilayah kota penyangganya ini, banyak membentuk berbagai komunitas sebagai wadah komunikasi seiring kebutuhan informasi antar pengguna. Berbagai komunitas pengguna/pelanggan KRL  Jabodetabek ternyata sangat diapresiasi keberadaannya oleh sang operator penyelenggara transportasi masyarakat urban ini,  yaitu PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ). Telah banyak diselenggarakan event seperti diskusi bulanan hingga kopdar tahunan yang rutin dilakukan oleh PT KCJ bersama komunitas pengguna KRL Jabodetabek. 

Beberapa waktu lalu diselenggarakan Halal Bihalal (HBH) Komunitas yang diprakarsai oleh lima komunitas yaitu Jalur Serpong (JS), Jalur Bekasi (JB), Jalur Depok Bogor (JDB), ClicKompasiana dan TDB. Jajaran direksi dan manajemen PT KCJ berkenan menghadiri HBH Komunitas yang diselenggarakan di Mangga Dua Square Jakarta Utara. Narasumber utama adalah Muh Nurul Fadhila (Presiden Direktur PT KCJ), yang didampingi oleh Mega Rusiandi (VP Layanan PT KCJ), Subakir (Direktur PT KCJ), Eva Chairunnisa (Humas PT KCJ), Ella Herlia (Manajer Layanan Pelanggan PT KCJ), serta beberapa Kepala Stasiun Daop II. 

Menurut Fadhila dari tahun 2014 ke 2015, terdapat kenaikan volume penumpang sebesar 24,5%. Sementara jika pada tahun 2013 rata-rata perjalanan mencapai 460 kali, maka pada tahun 2016 melonjak menjadi 892 kali perjalanan. Lonjakan luar biasa ini mengakibatkan kepadatan tinggi lalu lintas KRL dan KA jarak jauh di Stasiun Manggarai, menimbulkan antrian perjalanan antar kereta yang melintasinya. Karena tidak dimungkinkan penambahan perjalanan KRL, maka KCJ hanya melakukan penambahan rangkaian pada perjalanan KRL. Lho, Stasiun Manggarai kan ada 7 jalur perlintasan?  Begini penjelasan pengaturan jalur kereta yang melintasi Stasiun Manggarai. Kereta dari arah Stasiun Tebet hanya dapat masuk ke jalur 2,3 dan 5 di Stasiun Manggarai. Dari arah Stasiun Cikini hanya dapat masuk ke jalur 2,4,6,7. Dari arah Stasiun Sudirman hanya dapat masuk ke jalur 2,6 dan 7. Dari arah Stasiun Jatinegara hanya dapat masuk ke jalur 1,2,3,5 dan 7. Namun jalur 7 tak dipakai kereta yang datang dari Stasiun Jatinegara, untuk memberikan keleluasaan kereta dari arah Stasiun Sudirman. Maka untuk pengaturan operasional agar tidak berpotongan antar jalur dalam satu bidang, maka jalur akan dinaikkan dan dibangun dua lantai. Nantinya KRL dari arah Bekasi dan Bogor tidak akan berpotongan lagi,  begitu juga KA Jarak Jauh akan berada di lantai atas. Diharapkan modernisasi ini akan membuat waktu perjalanan KA menjadi tepat. Jadi kita tidak bisa menyamakan emplasemen Stasiun KA seperti Terminal Bus yang bebas masuk jalur. 

Salah satu alternatif mengurai kepadatan di Stasiun Manggarai, telah dapat terlihat di Stasiun Tebet dengan bersinergi dengan TransJakarta. Para pengguna mempunyai alternatif transportasi dengan transit di Stasiun Tebet tanpa perlu menuju Stasiun Manggarai, untuk berpindah ke TransJakarta dengan volume harian mencapai 14 ribu penumpang. Pertumbuhan tinggi volume penumpang di Lintas Tanah Abang - Serpong - Maja sebesar 13%, rangkaian SF-10 akan ditingkatkan menjadi SF-12. Realisasi penambahan rangkaian ini, tentunya harus menunggu selesainya perpanjangan peron di beberapa stasiun. Pembenahan jalur KRL hingga Rangkasbitung, maka KRL akan beroperasi tahun ini hingga Rangkasbitung jika tak ada halangan teknis (setidaknya tahun depan sesuai estimasi perencanaan). Sementara KA Lokal direncanakan hanya sampai di Stasiun Maja. Untuk jalur Bekasi, perjalanan akan diperpanjang hingga Cikarang pada tahun depan. Dalam waktu kedepan KRL akan beroperasi dengan 18 rangkaian SF-12 dan 34 rangkaian SF-10, sementara SF-8 akan dikurangi secara bertahap. Beberapa modernisasi akan dilakukan beberapa tahun kedepan, seperti pembangunan JPO dengan enam eskalator di Stasiun Tanah Abang.

Kemudian akan dibangun underpass di stasiun PondokRanji, Sudimara, Citayam, Cilebut, Bojonggede. Saat ini telah terpasang 50 unit vending machine di 13 stasiun, dan setelah dievaluasi ternyata para pelanggan mampu beradaptasi dengan cepat menggunakan layanan mandiri ini. Maka dari itu hingga akhir tahun ini akan ditambah sebanyak 200 unit, sehingga akan mampu efisiensikan layanan langsung di loket. Kedepannya layanan loket akan bertahap dihilangkan. Pembangunan hall khusus vending machine di Stasiun Bogor, diharapkan nantinya loket akan dihilangkan untuk penambahan kapasitas alur penumpang. Ada beberapa fasilitas di stasiun yang menjadi keluhan diantaranya toilet, musholla, kursi sandar. Toilet dan musholla tidak dapat dibuat besar di dalam stasiun, karena keterbatasan ruang yang saat ini telah sesak oleh alur penumpang. Sementara kursi sandar yang katanya tampak seperti 'tempat jemuran', dibuat dengan konsep transportasi masyarakat urban itu hanya transit dan duduk dalam waktu tak lama. Ini juga untuk menambah ruang bagi alur penumpang, dimana tidak dimungkinkannya untuk perluasan peron. 

Modernisasi yang dilakukan KCJ ini tentunya untuk antisipasi dan tantangan beberapa tahun kedepan. Dicontohkan saat diberlakukan penghapusan tiket kertas menjadi sistem tiket elektronik (e-ticketing), banyak yang protes hingga menimbulkan antrian panjang sampai pinggir jalan di Stasiun Manggarai. Namun terbukti tiga tahun kemudian hal ini memberikan kemudahan dan kenyamanan para penumpang. Program sterilisasi di stasiun juga memberikan kenyamanan, dengan tak adanya lagi yang duduk diatas gerbong serta lalu lalang pengemis & pedagang asongan. Sementara itu fasilitas aplikasi (apps) KRL-Access diharapkan dapat membantu pelanggan mendapatkan informasi perjalanan posisi KRL yang diinginkan, ditengah masih belum tepat waktunya perjalanan KRL akibat terkendala penyelesaian infrastruktur perkeretaapian.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun