#T3CGK Terminal 3 (T3) Baru Bandara Soekarno-Hatta telah sempat menjadi trending topic di dunia maya beberapa waktu lalu. Hingga saat ini pun terus muncul harapan akan terwujudnya bandara yang dapat berdiri sejajar dengan bandara berkelas dunia lainnya. Saran yang membangun hingga celaan/nyinyiran terus dikumandangkan sesuai agenda kepentingannya masing-masing. Namun sangat disayangkan penyampaian aspirasi melalui socmed ini banyak menggunakan akun dengan identitas tidak jelas (akun palsu). Berani menuntut harus berani dimulai dengan identitas yang bukan palsu juga dong.
Memang sangat wajar apabila ekspetasi masyarakat sangat tinggi, akan segera tersedianya bandara internasional yang dapat berdiri sejajar dengan bandara berkelas dunia lainnya. Tak hanya kecanggihan yang memberikan rasa keamanan yang tinggi, namun juga mengandung nilai filosofi keanekaragaman lokal yang membanggakan.
Setelah mengalami penundaan pengoperasian, direncanakan pertengahan Agustus 2016 ini akan T3 Baru akan dioperasikan secara parsial. Pengoperasian T3 Baru secara penuh pada pertengahan tahun 2017, bersamaan dengan telah beroperasinya Kereta Api Bandara dari Stasiun Manggarai dan Stasiun Dukuh Atas Sudirman.
Tentu saja kurang elok jika membandingkan foto-foto T3 Baru yang belum beroperasi secara parsial, dengan foto-foto bandara international lainnya maupun pusat perbelanjaan (mall/plaza) yang telah beroperasi secara penuh. Beberapa hal yang dipermasalakan seperti tempat sabun di toilet, tiang-tiang di flyover yang belum dipoles, hingga mushola dan arena playground yang kurang representatif, itu semua hanyalah sementara saja.
Tunggulah beroperasi secara parsial terlebih dahulu, baru diberi kritik dan saran akan segala kekurangannya. Jika pada saat pengoperasian secara penuh pada pertengahan tahun depan tidak sesuai yang dijanjikan sebagai bandara berkelas dunia, barulah dipersilahkan jajaran direksi dan komisaris Angkasa Pura 2 (baik baru maupun lama) dituntut pertanggungjawabannya oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Gitu aja kok repot.
Pada kunjungan pertama ke Terminal 3 (T3) Baru Bandara Soekarno-Hatta pada 2 Juli 2016 lalu atas undangan resmi Buka Puasa Bersama Angkasa Pura 2 (AP2) , hanya berkesempatan mengeksplorasi area keberangkatan saja karena keterbatasan waktu. Nah pada kunjungan yang kedua kali pada 17 Juli 2016 lalu saat Halal Bihalal AP2, hadir undangan media para blogger CJ6 terverifikasi dan media arus utama seperti Kompas, Koran Sindo, dll. Turut hadir anggota Komisi V DPR-RI Noorhayati dan beberapa undangan VIP, yang akan melakukan diskusi interaktif bersama dengan Budi Karya Sumadi (Direktur Utama Angkasa Pura 2) dan Rhenald Kasali (Komisaris Utama Angkasa Pura 2). Di kesempatan kedua ini akhirnya dapat melihat area kedatangan yang berada di lantai dasar.
Rhenald Kasali mengatakan Bandara Kualanamu Deliserdang yang juga dikelola AP2 dan awal pembangunannya menimbulkan silang pendapat besar, namun saat ini telah memberikan rasa kebanggaan sebagai lompatan awal pembenahan bandara lainnya di Indonesia. Penggunaan desain internasional menjadi solusi ditengah antara usulan penggunaan desain bercorak Melayu atau Batak.
Tentu kita tidak anti desain internasional khususnya dalam hal teknologi ramah lingkungan (green buildings) dan sistem keamanan canggih. Namun T3 Baru sangat memerlukan sentuhan estetika budaya lokal Indonesia. Kehadiran karya seni rupa di bandara akan menjadi penanda identitas kuat bangsa, sehingga akan dapat menarik minat pelancong untuk mengetahu lebih banyak tempat dan budaya masyarakat lokal.
Tak lama lagi sekitar dua bulan mendatang akan dimulai pembangunan jalur kereta tak berawak (people mover), yang akan menghubungkan Terminal 1, 2 dan 3 sehingga penumpang tak perlu memakai shuttle bus. Nah pembangunan ini tentu saja akan mengurangi kenyamanan aktivitas penumpang dan adanya pembongkaran kembali beberapa bagian area.
Budi Karya Sumadi menjelaskan bahwa awal pengoperasian T3 Baru ini akan didedikasikan untuk rute domestik maskapai Garuda Indonesia. Kedepannya akan dipakai oleh Garuda Indonesia dan seluruh rute internasional. Ini merupakan pengembangan T3 existing yang saat ini digunakan oleh Air Asia dan Lion Air, dengan kapasitas mencapai 150 kali penerbangan per hari . Dengan bentangan sepanjang 2,4 km , T3 Baru memiliki luas 422.804 m2 dengan layanan fasiltas 48 garbarata untuk jalur penumpang menuju pesawat.
Kelak akan dapat melayani hingga 25 juta penumpang per tahun ketika sudah beroperasi secara penuh pada pertengahan tahun 2017. Nantinya sistem pencahayaan akan lebih banyak bersumber pada sinar matahari, dengan interior modern dengan sentuhan tradisional. Sistem perpakiran akan menggunakan metoda first in first out (FIFO), juga taksi bandara akan dibenahi hanya ada dilayani sekitar empat operator dengan usia kendaraan maksimal dua tahun. Namun tak tertutup kelak taksi on-line akan dapat beroperasi di bandara.
Tersedianya fasilitas lounge di T3 Baru ini dapat menjadi tempat yang nyaman untuk bertemu dengan relasi dari luar negeri, sehingga tamu istimewa ini tak perlu membuang waktu untuk menuju tengah kota yang tentunya sudah sangat sulit mencapainya dalam waktu singkat. Apalagi akan juga dikembangkan fasilitas business center & hotel yang lebih baik dibandingkan dengan hotel yang berada di T1 dan T2.
T3 Baru akan menekankan pada people - culture - nature , dimana masyarakat akan merasakan balutan kearifan lokal dengan nuansa sebagai negara tropis. Elemen estetika dan sentuhan budaya lokal Indonesia, akan tersaji oleh para seniman/perupa nasional yang telah diakui oleh dunia internasional.
Mereka antara lain Sardono W Kusumo, Nyoman Nuarta, Nus Salomo, Galam Zulkiffli, Nasirun, Angki Purbandono, Awan Simatupang, Eko Nugroho, Ichwan Noor, Edi Prabandono, Pintor Sirait, Tromarama dan Indiegurillas. Setiap bulannya akan dilakukan pergantian karya para perupa tersebut, untuk memanjakan dan menghibur penumpang khususnya para pecinta seni. Akan ada seni pertunjukan, batik, tenun , lukisan secara berkala yang dapat disaksikan para pengunjung.
Ciri khas pengembangan seni budaya ini diharapkan akan dapat menandingi Bandara Changi dan dapat menarik sebagian pelancong untuk berminat melakukan kunjungan ke T3 Baru Soekarno-Hatta. Kelak akan tersedia fasilitas sinema, toko buku, butik,dll, untuk melengkapi fasilitas kuliner saat ini seperti resto, bakeri, fast food, kedai kopi.
Salah satu yang menarik adalah karya dari Galam Zulkifli bergambar Soekarno-Hatta yang jika terkena sorot/pantulan cahayà lampu, akan menampilkan deretan gambar tokoh nasional dari jaman penjajahan hingga saat ini. Kemudian nantinya akan ada karya Ichwan Noor yang akan berdiri di depan Terminal 3 Baru ini, berupa replika pesawat 1945 Seulawah yang dihiasi corak batik. Patung Garuda setinggi 18 meter karya Nyoman Nuarta akan berdiri gagah di gerbang masuk Bandara Soekarno Hatta. Batik Wall karya Eko Nugroho dan Angki Purbandono akan menghiasi dinding bangunan T3 Baru.
Bentuk Check-in Counter terinspirasi pada Tongkonan rumah adat Tana Toraja. Setiap Check-in counter memiliki ornamen hiasan lokal dari daerah yang berbeda. Di dekat area ini terdapat gerai/kedai internasional & lokal serta toilet dan musholla. Agak kaget juga melihat tempat sabun pada salah satu toilet.
Namun jangan berpikiran buruk dahulu, ini hanya sementara saja kok selama belum beroperasi secara parsial. Wajar saja kan T3 Baru ini masih akan sering kedatangan tamu undangan dengan bentuk event yang berbeda sebelum dipastikan beroperasi. Dipastikan ada kekuatiran tangan jahil yang mungkin mengganggu jika telah terpasang yang berkualitas tinggi.
Terminal 3 Baru ini akan diperlengkapi sistem peralatan tercanggih standar internasional seperti yang telah beroperasi di bandara internasional lainnya yang berkelas dunia. Teknologi ASS (Airport Security System) yang terintegrasi untuk memberikan perlindungan maksimal bagi penumpang, pengguna jasa serta staf bandara, dari segala kemungkinan kejadian kecelakaan tak diinginkan maupun ancaman tindak kejahatan. Ini berkat kemampuan teknologi yang mendeteksi orang yang patut dicurigai. Teknologi panduan visual bagi para pilot (Visual Docking Guidance System) dalam melakukan parkir pesawat, sehingga tidak diperlukan petugas parkir pesawat.
Sistem otomatis bagasi (Baggage Handling System Level-5) dengan kemampuan mendeteksi barang terlarang, narkoba hingga bom. Jika terdeteksi bom maka otomatis sistem akan memasukkan bawaan penumpang ke dalam bomb blanket. Selain itu sistem ini akan memudahkan bagasi penumpang akan langsung menuju pesawat, mengurangi aktivitas penggunaan tenaga porter.
Penerapan sistem bangunan cerdas (International Building Management System) yang berkonsep ramah lingkungan antara lain teknologi pengolahan kembali air toilet (recycle) untuk dapat menjadi bahan baku kembali air toilet. Ada juga teknologi pemanfaatan air hujan yang diolah untuk bahan baku air bersih. Untuk penerangan ruangan menggunakan teknologi pengaturan tingkat redup dan terang secara otomatis.
Ketika pantulan cahaya terang terlihat di langit atap, maka akan ada gerakan ombak laut. Inilah yang menjadi salah satu makna desain yang bertemakan kemaritiman, yang sesuai dengan program Nawacita sebagai poros maritim dunia.
Di dekat salah satu pintu keberangkatan tampak playground bagi anak-anak. Ini memang menjadi pertanyaan, kok hanya seperti yang terdapat di Taman Kanak-kanak. Ternyata ini sementara saja, dimana nantinya akan ada penambahan dan pengembangan lebih lanjut jelang pengoperasian secara parsial. Fasilitas boarding lounge yang luas lapang dengan cahaya matahari yang langsung dapat dinikmati, dengan view apron & garbarata serta lalu lintas pesawat yang akan mendarat dan lepas landas.
Beberapa penampakan kondisi area kedatangan pada saat itu dapat dilihat pada foto dibawah ini. Langit atap di area kedatangan pada transit/transfer counter jelas terlihat bentuk bagaikan ombak lautan. Salah satu toilet di dekat area transit/transfer counter ini harus diakui agak kurang lapang untuk lalu lalang para penumpang.
Dalam hati sempat terpikir kok keadaannya seperti ini. Namun teringat bahwa masih akan ada pembangunan kembali berupa fasilitas kereta tak berawak (people mover) seperti lumrah di luar negeri, yang akan menghubungkan T3 Baru dengan T1, T2, T3 Existing. Sehingga para penumpang tidak akan membutuhkan shuttle bus untuk melintasi antar terminal. Diperkirakan akan dimulai pembangunannya dalam dua bulan mendatang. Maka tentunya akan ada pembongkaran kembali beberapa bagian yang sudah tertata saat ini. Mohon maklum ya..
Memang terlihat material T3 Baru Bandara Soekarno-Hatta terlihat seperti barang pinggir jalan. Namun dengan sistem visual pencahayaan yang unik diharapkan menjadi nilai lebih sebagai keunggulan, disamping dengan display baik dan layanan yang ramah bagi para penumpang & pengunjung. Jadi memang tak perlu sama mengekor konsep bandara negara lainnya.
Keunikan non-teknis berupa karya seni rupa seniman Indonesia yang ditawarkan oleh Terminal 3 Baru Bandara Soekarno-Hatta ini, dipastikan akan memberikan pengalaman yang berkesan bagi pengunjung bandara. Dengan segala kearifan lokal ini, tentunya telah siap menghadapi tuntutan global akan fasilitas layanan terbaik jasa penerbangan dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H