Masyarakat Ekonomi ASEAN yang hanya tinggal menghitung hari, tentunya menyisakan pertanyaan apakah bangsa yang besar ini telah siap dengan daya saingnya. Meskipun belum dilakukan pemberlakuan secara resmi, namun beberapa tahun terakhir ini korporasi asing dan juga warganegara asing telah begitu berekspansi dengan agresif dalam kegiatan perekonomian nasional.Â
Seiring perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat, industri perdagangan via jaringan elektronik (e-commerce) melesat dengan signifikan melintasi batas-batas negara. Tentu saja untuk menjaga keberlangsungan berbagai usaha, sektor logistik memainkan peranan yang sangat vital. Dibutuhkan layanan pendistribusian yang tepat waktu dan memberikan pengalaman terbaik bagi pelanggan, serta dukungan infrastruktur dan sumber daya manusia yang kompeten.Â
Demikian pernyataan Abdul Rahim Tahir (CEO JNE Group) dalam Media & Blogger Gathering pada 11 Desember 2015 lalu di Gedung Pusat JNEÂ Express Jakarta Barat, yang dihadiri rekan media dan 40 blogger Kompasiana. Kemudian Abdul Rahim mengatakan JNE berkomitmen meningkatkan infrastruktur terutama aset piranti digital sesuai perkembangan teknologi . Di tahun 2016 korporasi akan menggelontorkan dana investasi lebih dari 400 milyar rupiah untuk pengembangan infrastruktur, dimana 55 milyar rupiah akan dialokasikan untuk pengembangan teknologi.Â
Titik layanan JNE yang saat ini telah mencapai 5000 unit, hingga tahun 2018 akan diperluas hingga kota kecamatan seluruh Indonesia dengan menambah 500 titik layanan baru.Â
JNE terus berkomitmen untuk memberi kontribusi pada pemberdayaan masyarakat. Melalui program Pesona Oleh-Oleh Nusantara (PESONA), JNE bekerjasama dengan para produsen makanan khas daerah di seluruh nusantara, dimana kita dapat melakukan pemesanan makanan khas daerah di Indonesia secara online dan didatangkan langsung dengan harga yang sama. Program layanan lainnya yang unik adalah layanan Jemput ASI Seketika (JESIKA), ditangani oleh kurir wanita dengan kendaraan dan peralatan khusus. Layanan ini diperuntukan bagi ibu-ibu menyusui dengan aktivitas luar rumah yang tinggi, Â agar tetap dapat memberikan ASI pada anaknya.Â
Dalam rangkaian acara tersebut, juga digelar Kompasiana Nangkring bersama JNE bertemakan Industri Kreatif pada Era Digital, menghadirkan narasumber berkompeten seperti Ricky Pesik ( Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF), Iwan Setiawan (CEO Provetic), Achmad Zaky (CEO Bukalapak.com), dengan moderator cantik Liviana Cherlisa (News Anchor Kompas TV).
Sumber daya alam akan habis, kreativitas harus terus berkembang. "Presiden Joko Widodo berpesan bahwa kekuatan kita terletak di ekonomi kreatif dan ini akan menjadi tulang punggung perekonomian bangsa pada masa depan," ujar Ricky Pesik.Â
Pemerintah akan mengupayakan pelaku ekonomi kreatif yang memiliki kapabilitas untuk berdaya saing global, melalui paket kebijakan tertentu untuk go international. BEKRAF akan berfokus pada 16 sektor yang dikembangkan dalam industri ekonomi kreatif hingga tahun 2019 meliputi: aplikasi digital, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fesyen, film animasi & video, fotografi, kerajinan tangan, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, televisi & radio.Â