Mohon tunggu...
Emanuel Pratomo
Emanuel Pratomo Mohon Tunggu... Freelancer - .....

........

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Enramycine sebagai AGP dan Obat yang Aman dan Bermanfaat

3 Agustus 2015   20:13 Diperbarui: 3 Agustus 2015   20:13 1237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Untuk memacu dan mempercepat pertumbuhan hewan ternak sering digunakan suatu zat yang dikenal dengan nama Growth Promoter. Antibiotic Growth Promoter (AGP) merupakan suatu zat yang dapat diberikan dalam bentuk feed additive. AGP untuk feed additive haruslah tidak digunakan sebagai obat antibiotic pada manusia, tidak boleh diserap oleh usus serta lebih mudah didegradasi oleh alam.

Demikian intisari dari seminar teknis dengan topik "Secure and Powerfull Growth Promoter of Today" dan "Secure and Powerfull Medicine of Today" yang diselenggarakan oleh PT. Tirta Buana Kemindo dalam event IndoLivestock  Expo & Forum 2015 di Grand City Convex Surabaya, 30 Juli 2015 lalu. Hadir sebagai pembicara adalah Drh. Abadi Soetisna MSi, yang memaparkan dengan gaya stand-up comedy. 

Growth Promoter merupakan zat yang dapat memacu dan mempercepat pertumbuhan hewan ternak , dengan cara pemberian dicampur dalam pakan (feed additive), diberikan secara suntikan melalui implan dibawah kulit (dalam bentuk susuk , misalnya hormon). Hewan ternak yang dapat diberikan growth promoter adalah unggas, ruminansia (sapi,kambing,domba) dan ikan. Salah satu growth promoter yang dapat diberikan dalam bentuk feed additive adalah antibiotika. AGP yang diperbolehkan dalam bentuk feed additive haruslah merupakan polipeptida yang molekulnya besar, sehingga tidak dapat diserap oleh saluran usus (tidak meninggalkan residu di dalam tubuh), tidak digunakan sebagai antibiotik pada manusia (tidak menimbulkan resistensi antibiotik terhadap bakteri/ low impact terhadap manusia), cepat diekskresikan keluar tubuh (demikian juga metabolitnya). "AGP tidak dilarang di Indonesia, tapi ada pembatasan untuk keamanan hewan ternak itu sendiri, manusia yang konsumsi olahan ternak serta lingkungan produksi ternaknya sendiri," papar Abadi.

Salah satu AGP yang memenuhi persyaratan tersebut adalah Enramycine. Digolongkan  dalam kelompok polipeptida, merupakan AGP yang memiliki daya kerja kuat terutama bakteri gram positif (agen penyakit necrotic enteritis dalam peternakan unggas ayam), termasuk di dalamnya aktif terhadap Clostridium perfringens. Ijin penggunaan sebagai feed additive adalah untuk meningkatkan pertambahan berat badan dan efisiensi pakan (memperbaiki FCR/ Feed Consumption Rate). Modus operandi Enramycine bekerja sebagai bakterisidal  dengan cara menghambat sintesa dinding sel bakteri (formasi rantai peptidoglycan pada saat bakteri akan melakukan proliferasi). Enramycine menghambat transglycosilasi tahapan dari biosintesis peptidoglycan, bekerja menghambat tahapan di dalam formasi pembentukan dinding sel bakteri, sehingga tidak diketahui mengapa mekanisme resistensi tidak terjadi di dalam modus operandi. Karena mempunyai berat molekul yang tinggi, enramycine tidak diserap oleh mukosa usus dan dieskresikan melalui feses. 83%-93% bahan aktif enramycine  dapat diketemukan kembali dalam waktu 72 jam  setelah diberikan. Ini berarti zat aktif yang diketemukan kembali tidak dirusak aktivitas usus serta enramycine tidak dipecah enzim, sehingga metabolitnya tidak mungkin dapat diabsorbsi secara sistemik (tidak ada sisa residu dalam darah, otot, ginjal, hati, limpa, lemak).

Dari hasil Pengujian Lapang Sediaan 4% Enramycine Premix pada performa ayam broiler oleh UPHL Institut Pertanian Bogor, membuktikan dengan 50 g ton pakan mampu meningkatkan pertumbuhan dan memperbaiki performa ayam broiler. Selain itu terbukti aman dan tidak menyebabkan toksisitas pada organ (hasil pengamatan patologi anatomi dan histopatologi) dan gambaran darah ayam broiler.

Selain untuk feed additive, indikasi enramycine adalah drug of choice untuk pengobatan dan pencegahan infeksi C.perfringens pada unggas petelur maupun pedaging. Persyaratan suatu obat boleh dugunakan sebagai obat hewan apabila memenuhi persyaratan keamanan obat (aman terhadap hewan, manusia, lingkungan). Penelitian menunjukan walaupun diberikan dosis lebih tinggi dari dosis yang direkomendasikan pada ayam broiler maupun ayam layer, tidak mengganggu kesehatan hewan. Enramycine juga memperbaiki kualitas litter. Setelah pemberian enramycine pada unggas yang ditujukan untuk menghambat pertumbuhan C.perfringens , akan terlihat perbaikan lesehatan secara umum dan keseimbangan mikroflora usus. Hal ini terlihat dari akan berkurangnya kadar air di dalam feses sehingga feses lebih kering dan ini akan memperbaiki gangguan telapak kaki ayam pada unggas. Terutama ini penting bagi peternakan unggas di Tiongkok, karena orang percaya kalau makan kaki ayam jadi lebih sehat dan lebih pandai mencari uang. Obat ini disebut ideal karena memenuhi persyaratan sebagai obat hewan yaitu safety, eficacy dan quality.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun