Mohon tunggu...
Yudha Pratomo
Yudha Pratomo Mohon Tunggu... Jurnalis - Siapa aku

is typing...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Nokia 3310 Lahir Kembali, Apa akan Laku di Pasar?

28 Februari 2017   09:26 Diperbarui: 28 Februari 2017   09:53 2891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nokia 3310 baru. Reuters

"Jangan pernah membeli 3310 jika Anda masih sayang dengan lantai Anda." Kira-kira seperti itulah kalimat candaan yang berseliweran di jagat maya. Bukan tanpa alasan, karena memang Nokia 3310 dikenal dengan daya tahannya yang kuat, bahkan terkadang netizen melebih-lebihkan dengan mengatakan bahwa Nokia 3310 lebih dari sebuah Kriptonyte yang bisa mengalahkan Superman. Hebat bukan?

Smartphone canggih muncul silih berganti setiap bulan. Semua pabrikan berlomba-lomba menggerus pasar potensial mulai dari low, middle,hingga high end.Semua digarap habis-habisan demi mendatangkan keuntungan finansial atau setidaknya meningkatkan value perusahaan.

Beberapa bulan belakangan kabar Nokia akan membangkitkan kembali 3310 dari kuburnya santer beredar. Dan bukan sekadar candaan atau omong kosong belaka, HDM selaku pemegang lisensi resmi Nokia benar-benar mengenalkan 3310 terbarunya pada ajang MWC di Barcelona beberapa waktu lalu.

Para pecinta gadget tentu sangat antusias dalam menyambut kehadiran "sang legenda" ponsel ini. Beberapa saat setelah diluncurkan, kawanan media di seluruh dunia ramai-ramai membicarakan soal kelahiran Nokia 3310 yang bahkan mungkin beritanya mengalahkan kabar-kabar humaniora yang datang dari pelosok dunia. Yah memang, manusia selalu terbawa dengan euphoria. Termasuk come back-nya si 3310 ini.

Tapi jelas yang jadi pertanyaan, "Apa penjualan 3310 nantinya akan sesuai ekspektasi dan berbanding lurus dengan euphoria di masyarakat?"

Kemungkinan besar masih ada pasar yang bisa diambil tapi akan sangat sulit untuk mendapatkannya. Media lokal di Indonesia pun ikut meramal hal ini, mereka menyajikan data-data bagaiamana pangsa pasar ponsel fitur (feature phone) masih begitu besar di Indonesia. Memang, dari data ini kita bisa menerka seperti apa ke depannya nasib si 3310 muda ini. Tapi yang jelas ada banyak faktor yang tidak bisa dikesampingkan dalam sebuah bisnis.

"Apa penjualan 3310 akan sesuai dengan ekspektasi?"

Kita bicara data sejenak.

Jika berkaca pada laporan riset Strategy Analytics pada tahun 2016, Nokia tercatat berhasil menjual sebanyak 35 juta unit ponsel fitur. Hanya terpaut sedikit saja dengan Samsung yang menjual 52,6 juta unit. Dari hasil penjualan ini, Nokia memegang pangsa pasar sebesar 8,9% mengekor tepat di belakang Samsung yang memiliki sekitar 13,2%.

Dari satu hasil riset ini saja mungkin kita sudah memiliki bayangan bagaimana nasib Nokia di masa depan. Jika belum cukup hanya dengan satu riset, coba kita lihat hasil satu riset dari MARS Indonesia di lima kota besar yakni Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya dan Medan. Pada 2015 lalu lembaga ini melakukan penelitian tentang merek ponsel yang paling banyak dimiliki di Indonesia. Dan hasilnya adalah, Nokia berada pada urutan pertama.

Secara statistik Nokia meraup angka 38,8% dari total keseluruhan, kemudian disusul oleh Samsung dengan 27% dan Blackberry dengan 17,1%. Dari hasil riset ini dikatakan bahwa Nokia masih menduduki posisi pertama lantaran harga yang ditawarkan jauh lebih murah daripada para pesaingnya. Dari penilaian harga ini bisa disimpulkan bahwa yang banyak dimiliki oleh masyarakat adalah tipe ponsel feature yang memang harganya jauh di bawah smartphone.

"Harga" adalah kata kunci yang bisa kita gunakan untuk memperkirakan nasib selanjutnya Nokia 3310. Ponsel fitur ini kabarnya akan dipasarkan dengan harga sekitar 700 ribu rupiah. Dari sini muncul lagi pertanyaan, "apa harga tersebut sesuai dengan apa yang kita dapatkan dari 3310?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun