Geram adalah kegiatan sosial AHM yang diikuti perwakilan komunitas motor. Kegiatan ini sebenarnya sederhana, tapi bermakna. Mereka membersihkan rambu-rambu dari kotoran, menghilangkan coretan yang membuat rambu tidak tampak, agar pengendara bisa melihat jelas.
Seperti pengalaman yang saya ceritakan sebelumnya. Rambu lalu lintas seringkali menjadi hal yang kita abaikan. Kadang kita berpikir bahwa rambu adalah "sekadar tanda, toh tidak ada apa apa".
Pemikiran inilah yang bisa menjerumuskan, dan aksi Geram yang merupakan kegiatan sosial AHM ini adalah salah satu solusinya. Meski terlihat sepele, aksi ini boleh dibilang sebagai salah satu prestasi AHM. Hal yang tampak sepele ini justru bisa mengubah kebiasaan pengguna jalan raya yang abai terhadap rambu jalan.
"Sebelum dibersihkan itu tulisannya enggak kelihatan. Tapi sekarang alhamdulillah sudah bisa kelihatan tulisannya, jadi pengendara juga bisa melihat rambunya dengan jelas," ungkap salah satu peserta, dikutip dari GridOto.
Rambu lalu lintas yang tercorat coret memang bisa berdampak fatal. Bayangkan saja ketika berkendara, menghadapi tikungan tajam, tidak ada rambu yang memberi peringatan. Atau jikapun ada, rambu itu tidak tampak jelas karena bekas coretan tangan jahil. Tentu akan membahayakan pengendara.
Aksi Geram yang merupakan kegiatan sosial AHM ini patut diapresiasi. Dengan aksi yang tampak sederhana, mereka bisa meminimalisasi kemungkinan terjadinya kecelakaan di jalan raya.
Pengguna jalan juga harus aware terhadap sekitar. Rambu-rambu jalan bukan sekadar tanda semata. Rambu adalah bentuk kepedulian agar pengguna jalan raya bisa terhindar dari bahaya.
***
Meski demikian, rambu jalan yang bersih, tentu bukan jadi faktor tunggal keselamatan di jalan raya. Safety riding tetap yang utama.
Perkara safety riding ini tidak bisa hanya dilemparkan pada pengendara. Vendor otomotif, semestinya juga ambil bagian. Safety riding harus dimulai dari akarnya.
Untuk itu, AHM mengambil inisiasi untuk memberi penyuluhan soal keamanan berkendara.