Mohon tunggu...
Yudha Pratomo
Yudha Pratomo Mohon Tunggu... Jurnalis - Siapa aku

is typing...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Belum Terlambat Mengenal Widjojo Nitisastro

26 September 2016   17:23 Diperbarui: 26 September 2016   22:44 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Acara peresmian nama gedung Bappenas. Dokpri

Tepat tiga hari lalu saya mendapat penugasan untuk meliput sebuah kegiatan di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas. Dalam undangan yang saya terima, pada kolom rincian kegiatan tertulis bahwa ini adalah acara peresmian pergantian nama Gedung Bappenas –yang ada di sekitar kawasan Menteng ini, menjadi Gedung Widjojo Nitisastro.

Acara tersebut dimulai tepat sekitar pukul 13.30 setelah shalat Jumat. Saya berangkat dari kantor sekitar pukul 10.30 dengan perhitungan macet di sana-sini dan menyegerakan agar tidak terlambat shalat Jumat di sana.

Jujur saja, sebenarnya saya sendiri tidak tahu mengapa nama gedung ini diubah. Pasalnya menurut saya, mengubah sebuah gedung lembaga negara butuh pertimbangan panjang. Apalagi usia gedung ini sudah terlampau sangat tua. Berdasarkan informasi beberapa rekan saya yang cukup paham dengan sejarah, gedung ini dibangun pada tahun 1880 silam. Pada zaman kolonial dahulu nama gedung ini adalah Vrijmetselaarsloge.Entahlah apa artinya, yang jelas cukup untuk membuat lidah sedikit keseleo saat mengucapkannya.

Dalam perjalanan saya sedikit melakukan riset lewat ponsel. Maklum, undangan peliputan ini memang di luar kemampuan saya, maka agar otak saya tidak terlalu kosong saya lakukan sedikit riset. Google memang benar-benar membantu untuk mencari segala informasi. Pada kolom pencarian saya ketik nama Widjojo Nitisastro dan kemudian muncul beberapa laman beserta tautannya.

Sedikit demi sedikit jempol tangan kiri saya menggeser layar dari atas ke bawah, mencari sumber yang saya anggap kredibel untuk dibaca. Tentu saja, di era informasi yang super cepat dan mudah seperti sekarang ini kita harus lebih pandai mencari sumber tulisan.

Beberapa situs saya baca, kecuali Wikipedia. Saya tidak begitu percaya dengan situs ensiklopedi yang satu ini. Karena semua orang bisa mengubah informasi di dalamnya dengan mudah. Jadi saya tidak ambil sumber ini.

Dalam beberapa ulasan yang saya baca ada sebuah ungkapan yang menarik yakni Widjojonomics,dikatakan bahwa ia memiliki ide-ide dan gagasan besar tentang bagaimana membangkitkan ekonomi Indonesia. Tentang bagaimana menyelamatkan Indonesia saat krisis berkepanjangan, saat angka inflasi kala itu sangat tinggi.

Tapi frasa Widjojonomics ini tidak pernah berdiri sendiri. Ada sebuah antagonisme soal konsep pembangunan Indonesia pada sekitar tahun 1998 (mungkin lebih) antara Widjojo Nitisastro dengan Presiden ke tiga Indonesia, BJ Habibie. Dua entitas yang saling beradu ini kerap disebut sebagai Widjojonomics vs Habibienomics.

Di mana dalam konsep yang dikemukakan oleh Widjojo Nitisastro, Widjojonomics mengandalkan kekayaan sumber daya alam di Indonesia untuk menstabilkan perekonomian. Sedangkan konsep Habibienomicsmengandalkan keunggulan kompetitif dengan mengandalkan sumber daya manusia.

Antagonisme ini membuat alis saya sedikit berkerut. Pasalnya dalam undangan peliputan acara tersebut, tertulis bahwa acara akan dihadiri oleh BJ Habibie dan kemudian saya berpikir jika memang antara Widjojo dan Habibie kala itu ada sebuah perseteruan, maka acara ini akan menjadi semakin menarik.

Tentu saja! Coba saja Anda pikirkan ketika seorang lawan (dalam hal ini BJ Habibie) diminta untuk memberi sambutan, testimoni dan berbagi kenangan sejarah untuk mengenang sosok yang sangat berseberangan dengan dirinya. Tentu akan menjadi diskusi yang sangat menarik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun