Mohon tunggu...
Pratiwi si ati
Pratiwi si ati Mohon Tunggu... -

a simple student with complicated thought, nevertheless life must go on. writing and look what you thinking of

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sambori, Bahasa atau Hanya Logat?

21 Januari 2016   10:26 Diperbarui: 21 Januari 2016   11:05 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah Sambori memiliki bahasa tersendiri atau hanya sebuah dialek?

Sambori merupakan sebuah kampung yang terletak di kaki gunung Lambitu

Kini ada sebuah papan penunjuk jalan yang terletak di perempatan 'cabang empat talabiu' yang bertuliskan Sambori ethnic runaway. Menandakkan bahwa pemerintah mulai menjadikan Sambori sebagai salah satu lokasi objek wisata alam. 

Menurut rumor dan mitos yang beredar di masyarakat penutur bahasa mbojo. Desa Sambori merupakan desa orang-orang yang melarikan diri menuju gunung karena perempuan-perempuan mereka tidak mau dijadikan gundik dan selir pada masa pemerintahan kerajaan bima, belanda dan jepang. Namun pernyataan dan kepercayaan itu perlu diluruskan dengan cara mengkonfirmasi kepada tokoh adat dan pemangku adat desa Sambori. 

Setelah melakukan wawancara dengan salah seorang tokoh adat Sambori yang telah berusia 80 tahun lebih, akhirnya ditemukan sebuah jawaban yang logis yang mampu dijelaskan secara objektif. 

Menurut hasil wawancara dengan salah satu tetua di desa ncera:

Dahulu, desa-desa di kecamatan Belo semuanya tergabung dalam satu tempat yang disebut dengan rasa sahe. Rasa sahe adalah sebuah tempat yang sekarang dikenal dengan desa ngali, desa lido terus ke timur hingga desa Ncera. Selanjutnya rasa sahe itu terpecah hingga menjadi desa-desa kecil seperti yang masyarakat bima kenal yakni di mulai dari timur : desa ncera, desa soki, desa lido, desa ngali dan renda serta desa Sambori yang bermigrasi menuju pegunungan di kaki gunung Lambitu.

Kisah di atas juga hampir mirip dengan kisah yang diceritakan oleh tetua adat di desa Sambori.

Dikisahkan bahwa leluhur orang-orang Sambori dahulunya berasal dari rasa sahe, yang merupakan tempat orang-orang kecamatan belo  berasal. Para leluhur orang-orang Sambori kemudian bermigrasi menuju dataran tinggi yang terletak di kaki gunung Lambitu. Alasan mereka melakukan migrasi dikarenakan adanya perompak yang berlayar dari arah kecamatan sape menuju daerah yang sekarang dikenal dengan talabiu.  Para perompak yang baru turun dari kapal itu menggasak harta benda dan kekayaan warga tersebut. Lama kelamaan kejadian itu terus berlanjut hingga sebahagian besar masyarakat itu melakukan migrasi ke daratan tinggi yang kini dikenal dengan desa sambori. 

Desa Sambori terletak di kecamatan Lambitu dan memiliki dua dusun, pertama lengge satu dan kedua lengge dua. Lengge satu terletak di balik bukit yang bisa ditempuh dengan jarak satu kilometer dari dusun lengge dua. Desa-desa di kecamatan Lambitu umumnya mengikuti jalan poros, rumah-rumah berjejer disepanjang jalan utama. 

Keadaan topografi desa Sambori secara khusus dan desa-desa di Sambori pada umumnya sangat berbeda dengan desa-desa di kecamatan belo yang berada di dataran rendah walaupun rumah-rumah warga desa yang terletak di kecamatan belo mengikuti jalan poros tente karumbu. Keadaan geografis dan kondisi tanah di daerah sambori adalah berbatu-batu dan miring layaknya perbukitan yang sengaja di ratakan untuk kemudian didirikan rumah panggung di atasnya. Rumah warga disisi kiri jalan umumnya meratakan tanah agar mereka bisa.mendirikan rumah panggung sementara rumah warga disisi kanan jalan keadaan tanahnya rata dan tidak seperti pegunungan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun