Saya teringat belasan tahun lalu masih selalu nanti nantikan latihan pramuka disetiap Sabtu sore. Saya begitu bahagia sekali bersama rekan-rekan lainnya dan kami pada saat itu bangga sekali dengan sebutan sebagai Pramuka Penggalang. Berbagai macam lomba kami ikuti dari cerdas cermat, baris berbaris hingga tali-temali. Saya pun begitu beruntung pernah merasakan kemah di hutan, menyisisr hutan dengan kompas, bahkan saya pernah juga ikut jambore nasional di Baturaden. Apakah dari rekan rekan kompasianer yang juga ikut event sama?mari kita bernostalgia bersama.
Waktu telah berlalu, kini mungkin jamannya berbeda, nampaknya saya tidak melihat adanya kebanggaan dari anak-anak disekitar saya menjadi anak pramuka. Keponakan saya saja belom pernah ikut pramuka karena di sekolahnya tidak ada. Mungkin juga guru-gurunya tidak ada yang bisa jadi pembina, dan murid-muridnya pun tak ada waktu untuk ikut ekskul Pramuka karena orang tuanya sudah sibuk mengikutkan les-les individual. Selain itu kurikulum-kurikulumnya juga sudah ditata sedemikian apik dengan lebih menekankan peningkatan kemampuan bakat dan minat. Saya sebenarnya agak kurang sreg dengan sekolah-sekolah mahal itu hanya mementingkan peningkatan kemampuan individual ketimbang sosial. menurut saya untuk masa-masa anak sekolah dasar, menengah perlu sekali ditekankan agar mereka memiliki kemampuan sosial dan nasionalisme. Pernahkan kita amati bahwa anak-anak saat ini memang sangat super, mereka pandai mencari jalan pintas atas segala persoalannya, mengapa demikian?karena ada gadget. Ketika Steve Jobs diwawancarai, mengapa anak-anaknya tidak pernah diperkenalkan dengan IPAD, Ia mengatakan bahwa IPAD dapat membatasi kreatifitas, ide cemerlang dan kemampuan untuk mengutarakan perasaan sehingga tidak ada barang seperti itu dirumahnya. Pernah baca tentang sekolah anak-anak pendiri google?bahkan mereka mendirikan sekolah khusus yang tanpa gadget baik tablet maupun komputer. Saya pernah melihat liputan dari sekolah yang dibuat khusus dari perusahaan google, nampaknya banyak kegiatan-kegiatan alam dan kepanduan. Bagaimana di Indonesia?nampaknya yang lagi trend saat ini adalah outbond yang kegiatannya seperti Pramuka, namun kegiatan ini hanya seperti gathering saja, bukan pembinaan mental seperti Pramuka yang dilakukan secara berkala seperti masa saya sekolah dulu.
Menurut saya, pemerintah dimasa lalu punya solusi jitu untuk pengembangan karakter bangsa yaitu Pramuka. 10 dasa darma pramuka, sebenarnya sudah sangat bagus, dan ibu guru BK perlu mengadopsi dan terus mengingatkan kembali. Namun mengapa saat ini tidak diwajibkan ya?Andai Pramuka bisa dikembangkan bisa jadi anak-anak yang kini kecanduan gadget sebagai hiburan dari masa sekolahnya yang sudah berat dapat pula merasakan nikmatnya bekerjasama, membangun tenda, masak-memasak dan menjadi pemimpin regu. Dampak dari Pramuka bagi pribadi saya sangatlah luar biasa, di pramuka saya belajar untuk bisa percaya diri, mandiri, kreatif, inisiatif yang ketika kerja saya rasakan luar biasa pengaruhnya.
Dasa Dharma Pramuka, Pramuka itu:
- Takwa terhadap Tuhan yang Maha Esa
- Cinta alam dan kasih sayang kepada manusia
- Patriot yang sopan dan kesatria
- Patuh dan suka bermusyawarah
- Rela menolong dan tabah
- Rajin, terampil dan gembira
- Hemat cermat dan bersahaja
- Disiplin, berani dan setia
- Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
- Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan
Semoga, Bapak Menteri Anies Baswedan, bisa kembali menggiatkan kegiatan pramuka. Bila anak-anak kita minimal memiliki 10 karakter tersebut (kalau sekarang kalau tidak salah ada 15 karakter versi PAUD), maka masa depan Indonesia jauh lebih baik. Konsep revolusi mental Pak Jokowi pun bisa terwujud melalui program pramuka. Salam Pramuka!!Selamat menjadi Pandu untuk anak-anak kita!
 *) Dok. Pribadi. Jambore Nasional 2001
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H