Mohon tunggu...
PRATIWI ANGGUN NURBAYANI
PRATIWI ANGGUN NURBAYANI Mohon Tunggu... -

mahasiswi Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meneladani Guru

5 Desember 2012   01:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:11 1167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Guru sungguh luar biasa jasa-jasanya. Ikhlas berbagi ilmu kepada murid-muridnya. Tidak hanya membagikan ilmu saja, tetapi guru berperan pula untuk mendidik siswa. Maka, setiap nasehat, perkataan, dan perbuatan guru menjadi teladan bagi siswanya. Setiap perkataannya perlu diperhatikan. Namun, dalam memahami apa yang diajarkan oleh guru perlu selektif. Pertama, bisa melihat isi pesan apa yang dikatakan, sudahkah sesuai dengan nurani dan persepsi kebenaran. Kedua, melihat siapa yang mengatakan, apakah guru yang bisa diteladani keseluruhan perkataan, sikap, dan perbuatannya.

Terdapat dua hal yang masih bersifat ambigu perihal kepercayaan kita terhadap isi pesan saja atau percaya juga terhadap siapa yang mengatakan. Keterangannya sebagai berikut, pertama, jangan melihat siapa yang mengatakan, tetapi lihatlah apa yang dikatakan. Kedua, jangan hanya mendengar apa yang dikatakan, tetapi mesti ditinjau ulang siapa yang mengatakan. Terjadi perbedaan makna di sini. Apakah mesti memegang istilah pada pernyataan yang pertama ataukah memegang pernyataan yang kedua?

Jangan melihat siapa yang mengatakan, tetapi lihatlah apa yang dikatakan lebih bersifat objektif daripada pernyataan yang kedua. Di sini, sang siswa hanya melihat ilmu dari sisi substansinya, bukan pada sisi gurunya –penyampainya. Siapa pun yang menyampaikan asalkan ilmu itu berguna, maka tidak masalah. Sebaliknya dengan pernyataan kedua, di mana seorang siswa bukan saja menerima ilmu begitu saja, tetapi perlu melihat dahulu subjek yang menyampaikan.

Adanya suatu ilmu tidak berdiri sendiri. Ilmu ada karena dicari atau diciptakan oleh seseorang. Melalui pemikiran maupun riset, maka ilmu itu ada. Berarti ada subjek yang bertanggung jawab terhadap materi suatu ilmu.

Dalam kajian filsafat, salah satu sifat ilmu yakni ilmu itu tak bebas nilai. Ada pengaruh dari luar yang melatarbelakangi adanya ilmu. Termasuk subjek yang menciptakan maupun subjek yang mengajarkan. Berarti ada pengaruh yang kuat dari guru sebagai subjek yang menyampaikan suatu ilmu.

Guru salah satu subjek yang menyampaikan ilmu memahami akan hal ini. Memantaskan diri untuk memberikan pendidikan yang lebih dari sekedar pengajaran. Memantaskan diri untuk menyampaikan materi.Pemantasan itu bukan hanya dari segi peningkatan pengetahuan yang dimiliki, tetapi juga dari segi cara penyampaian yang baik dan benar kepada siswa.

Sesungguhnya dalam proses pengajaran atau transfer pengetahuan dari guru kepada siswa perlu mengetahui pula bahwa ada proses transfer lain, yakni transfer budaya dan nilai. Ketika guru mengajarkan ilmu pengetahuan kepada siswa, secara tidak langsung siswa akan mengadopsi pula budaya dan nilai-nilai yang ada pada guru. Secara tidak sengaja, siswa akan teradopsi dengan nilai-nilai budaya yang guru bawa.

[caption id="attachment_227595" align="alignright" width="447" caption="guru"][/caption]

Terkadang siswa akan mengamati bagaimana cara gurunya bertutur, bagaimana cara gurunya bercerita ketika intermezo di kelas, bahkan secara tidak langsung siswa dapat tertarik untuk mengetahui seperti apa gurunya tersebut di luar kelas. Hal ini menjadikan guru sebagai sosok yang teladan. Hal ini dikarenakan guru tidak saja mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga memberikan transfer berupa nilai-nilai kehidupan.

Siswa memandang bagaimana dan seperti apa guru yang menyampaikan pengetahuannya tersebut. Apabila sang guru bisa menyampaikan materi dengan baik sesuai dengan subjek yang menjadi didikannya, maka sedikit banyak telah berhasil membagikan ilmunya. Namun, apabila dalam hal penyampaian materi sang guru tidak secara baik dan benar, maka bisa dianggap pembagian pengetahuan itu kurang berhasil.

Guru memahami perlunya mempelajari teknik menyampaikan ilmu kepada siswa. Dengan pengetahuan itu, diharapkan guru dapat memotivasi siswa dalam belajar. Sebab semangat tidaknya siswa dalam belajar, salah satunya ditentukan dari jiwa semangat yang guru tularkan.

Konsep yang menuturkan bahwa guru sebagai subjek berpengaruh pula terhadap proses penyampaian materi kepada siswa disebut pula dengan istilah kredibilitas komunikator. Baik buruknya sikap guru, tepat tidaknya cara penyampaian guru, dan sifat-sifat yang dimiliki oleh guru secara tidak langsung melatarbelakangi siswa termotivasi dalam belajar.

Mendapati kasus yang mana siswa menyenangi suatu materi ilmu pengetahuan, tetapi karena guru yang menyampaikan kurang berkredibel dari penyampaian, maka siswa sedikit banyak kehilangan motivasinya. Selain solusi intern dari siswa untuk belajar dulu sebelum memperoleh materi baru, nampaknya guru perlu meningkatkan kredibilitas dari segi penyampaiannya. Memperbaiki sikap, membaguskan sifat, menggunakan teknik mendidik yang tepat, dan ikhlas dalam bertugas. Wallahualam.

gambar : http://gorontalo-education.blogspot.com/2012/09/materi-fungsi-dan-peran-bk-di-sekolah.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun