Masyarakat kita yang mudah terpengaruh atau memang pengaruh media yang begitu besar?
Indonesia memiliki masyarakat yang mudah terpengaruh. Lihat saja, betapa mudahnya masyarakat yang tadinya begitu heboh dengan satu issue kemudian kehebohannya beralih pada issue lainnya, padahal issue yang pertama BELUM ADA PENYELESAIANNYA. Hal ini disebabkan oleh power media dengan agenda setting nya, yaitu kondisi di mana media mengatur hal-hal mana saja yang penting dan perlu dibahas oleh masyarakat dan mana yang tidak.
Berdasarkan beberapa penelitian di bidang komunikasi, dinyatakan bahwa sebenarnya pengaruh media tidak sedemikian besar yang diagung-agungkan karena pada dasarnya semua berita yang ada dan hubungannya dengan pengaruh yang diberikan, kembali lagi pada khalayak itu sendiri sebagai penerima berita, bagaimana mereka menginterpretasikan dan menyikapi pemberitaan tersebut.
Sebagai kaum intelektual muda, mahasiswa bukannya tidak termasuk ke dalam golongan masyarakat yang mudah dipengaruhi oleh media. Banyak mahasiswa yang terbakar amarahnya, bertindak secara emosional menanggapi isu-isu yang ada, baik dengan komentar-komentar pedas, hingga aksi anarkis yang menimbulkan kerugian. Seperti ini misalnya
dan ini
Memang benar bahwa juga banyak mahasiswa yang mencari fakta atas suatu pemberitaan terlebih dahulu kemudian baru bergerak, turun ke jalan. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa seringkali para mahasiswa memperjuangkan fakta dan kesimpulan yang dirasa benar dengan cara yang pada akhirnya tidak membuahkan hasil yang signifikan. Sehingga TIDAK SALAH jika sebagian masyarakat memandang dengan sebelah mata akan aksi-aksi yang dilakukan para mahasiswa. Anda sebagai mahasiswa tidak setuju? Tidak setuju karena merasa media hanya meliput bagain-bagian anarkis aja? Tidak setuju karena media tidak meliput bagian-bagian "rapih"? Coba pikirkan lagi, jika mahasiswa bertindak menyikapi issue yang ada dan berusaha mengakkan keadilan dengan cara yang "rapih", terorganisir, dan tersosialisasikan dengan baik, bagian anarkis mana yang akan diliput media? Jangan selalu berpatokan dan berlindung dibalik reformasi 1998 akan keberhasilan mahasiswa menurunkan Soeharto, jangan bangga! Peristiwa tersebut harusnya menjadi pelajaran bersama.
Sekedar introspeksi, rekan-rekan "anak jalanan" yang membela rakyat, apakah setelah reformasi 1998 pergerakan kita efektif? Bagaimana dengan pergerakan teman-teman sendiri sebagai makhluk akademis? Efektifkah? Jika pergerakan di jalan belum menghasilkan dan pergerakan di akademis yang notabene tugas pokok mahasiswa juga tidak menghasilkan, lalu apa yang akan kita banggakan?
Ingat kawan, Bangsa ini membutuhkan pemuda yang matang dan siap membangun bangsa, bukan pemuda yang haya bisa koreksi dan protes sana-sini, tapi mengurus diri sendiri saja belum mampu.
HIDUP MAHASISWA!
BANGKIT INDONESIA!