Langit yang kian meredup dengan hembus angin yang kian memeluk, menerpa badan yang lelah tak berbentuk.
Sore yang kukira menjadi waktu yang tepat untuk menikmati keindahan senja, kini musnah tatkala kau membuatku patah dan hancur tak berarah.
Tepat di depan mata kau menjelma menjadi salah satu yang tak berperasa, dan yang kutahu kau hanya berpura.
Kau mencekik dengan kenyataan denganku yang kau anggap hanya permainan.Â
Dengan melebur perasaan, hati yang hancur dengan emosi yang berkucur.
Dan kau menjadi satu-satunya orang yang membuatku mengerti, keindahan senja yang kau perlihatkan diawal sore itu telah kau ganti dengan malam gelap di hati ini.Â
Musnah sudah rasa yang ku pupuk dengan mesra, hati yang ku ikhlaskan terkoyak olehmu yang kini kau pecahkan dengan sedemikian rupa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI