Mohon tunggu...
Mas Dias
Mas Dias Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Hidup

Saya Suka Sama Situ Sebab Situ Suka Senyum Senyum Sama Saya, Senang Liat Orang Lain Senang Susah Liat Orang Lain Susah

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Dilema WhatsAppan Sambil Jumatan

13 Juli 2017   09:43 Diperbarui: 13 Juli 2017   18:30 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Rasanya baru saja selesai aku kerjakan aktivitas kerumahtanggaan dari mulai mencuci , menyapu halaman, berkebun juga membetulkan genteng yang bocor akibat hujan deras semalam. Jam dinding sudah  menunjukkan pukul 11.35 WIB, Ya... hari Jumat memang terasa cepat sekali seolah mengejarku tiada henti.  20 menit lagi acara agung bagi laki-laki beriman akan dilaksanan

"Allahu Akbar... Allahu Akbar... " suara Muadzin Mbah Suryo  sudah mengumandangkan adzan dengan suara khasnya tanda dimulainya Sholat Jumat hari ini, Khotib  Ust. Mustofa pun sudah berada  di mimbar bersiap memberikan Khutbah.  Aku sholat di Masjid komplek rumahku yang beradaya tampung 1000 orang. Masjid ini sudah dibangun sejak tahun 1980,  bersamaan dengan Abang ku lahir, begitu cerita ibu berulang-ulang sampai aku hafal.

Terlihat di sebelah kanan sudut masjid  ada seorang pemuda bercelana Jeans memakai kemeja berwarna biru berambut hitam bergelombang tepat duduk di sebelah iwan teman sekolahku ketika SD. Pemuda itu masih saja sibuk dengan gadgetnya disaat Ust. Mustofa sudah menyampaikan Khutbah, fikirku ini mungkin urusan genting yang harus di jawab segera, namun disisi lain ada larangan berbicara ketika khutbah berlangsung meskipun hanya berkata "Ssst" .

Ini menjadi dilema dan pertanyaan di zaman sekarang apakah Chatting Online yang artinya saling berbicara di dunia maya termasuk hal yang merusak ibadah jumat ? karena tidak mengeluarkan suara seperti halnya berbicara pada umumnya.

Berbica memang diperlukan sebagai sarana komunikasi antar kita, namun berbicara juga ada adabnya, ada aturannya. Tidak serta merta kita manfaatkan segala kondisi untuk berbicara sesuai dengan keiinginan kita. Ini diperlukan "naluri merasa" yang tinggi tentunya sehingga kita mengetahui apa yang akan kita bicarakan dan tidak kita bicarakan, kapan waktunya kita berbicara kapan waktunya kita diam.

Sholat jumat sebagai momen agung berkumpulnya kaum laki-laki beriman harusnya dipergunakan sebaik mungkin untuk mendekat sedekat-dekatnya pada Illahi Robbi, juga sebagai sarana kordinasi sesama umat muslim yang diarahkan langsung oleh sang khatib. Sedianya kita dalam beribadah harus fokus, khusuk, tertib juga ikhlas yang utama.

"Assalamualaikum warohmatullah.... " ucap salam Ust. Mustofa mengakhiri sholat jumat siang ini

Tak berapa lama kulihat pemuda itu segera menyudahi ibadah agung ini setelah berdoa sejenak lalu bergegas menuju lahan parkir masjid, menghampiri anak kecil berusia 3 tahun yang didampingi wanita tua di dalam mobil berikatkan bendera kuning di bagian depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun