Banyak sekali proses digitalisasi sebuah sistem justru hanya menghambur-hamburkan uang. Konsep dasar yang dibangun masih konvensional. Kebanyakan hanyalah memindahkan dari bentuk yang sudah berjalan ke dalam bentuk digital. Sebagai contoh, sebuah perusahaan akan membangun sebuah sistem manajemen kecelakaan kerja, kebanyakan dari mereka hanya akan merubah proses pencatatan manual menjadi digital melalui sebuah aplikasi yang dibuat sama persis seperti bentuk manualnya. Pada akhirnya, mereka akan kembali lagi melakukan pencatatan secara manual, karena justru pencatatan manual dapat dilakukan dengan lebih cepat. Bukankah hal ini hanya menghambur-hamburkan uang saja?
Sebuah sistem dibangun untuk memudahkan perkerjaan, menghemat biaya dan memberikan manfaat pada lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada kenaikan profit perusahaan. Karena itu, perencanaan sebuah sistem tentunya harus dilakukan dengan benar.Â
Sebuah sistem tidak hanya untuk menjadikan bentuk offline menjadi online. Namun, lebih dari itu, sebuah sistem harus mampu memudahkan perkerjaan penggunanya. Salah satu metode yang paling banyak diabaikan dalam perencanaan sistem ini adalah mengurangi "input" namun sistem harus tetap mendapatkan informasi yang diharapkan. Untuk itu, sistem analis harus mampu melakukan perubahan besar demi menghasilkan sebuah sistem yang baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H