New Normal
Begitu istilah yang sering kita dengar belakangan ini, atau dalam bahasa Indonesia di sebut "Kenormalan yang Baru". Sering kali di sebut"normal baru", padahal sejati nya proses menerjemahkan bahasa dari bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia ada aturan dan norma nya.Â
Namun kali ini saya tidak akan membahas bahasa new normal, tetapi menceritakan pengalaman saya saat mengikuti Wisuda di periode New Normal
Singkat cerita, saya telah lulus dari Program Profesi Insinyur Universitas Muhammadiyah Surakarta. (link baca nostalgia-ke-kampus-ums-edisi-sidang-ps-ppi). Nah sebenarnya wisuda seharus nya di adakan di akhir Maret 2020, namun di karenakan "force majuer" yang terjadi yaitu wabah Covid 19, sehingga wisuda di undur ke Juni 2020.
Ini pertama kali wisuda di adakan secara "daring", yang saya ikuti. Menarik terus mendebarkan. Seingat saya saat lulus kuliah di tahun 2005, saat itu juga beralmamater Universitas Muhammadiyah Surakarta, prosesi Wisuda adalah prosesi yang sakral dan penuh khitmad.Â
Proses menuju wisuda saat itu (tahun 2005) di jalani 2 kali, yaitu wisuda di Fakultas  dan wisuda di Universitas. Melalui gladi kotor, gladi resik, dan menyiapkan diri dan baju Toga, sebuah proses yang panjang setelah 5 tahun lebih menyemam bangku di perkuliahan. Tentu saja momen tersebut sangat bersejarah yang saya alami..Â
Saya menerima bungkusan dari kampus, tepat malam sebelum hari wisuda. kali ini bukan baju Toga melainkan helm putih yang menandakan siap untuk terjun ke lapangan. Bahkan walaupun wisuda melalui metode online, gladi resik online pun di adakan satu hari sebelum nya.Â
Prosesi Wisuda dilaksanakan mulai jam 7.30 pagi. berbekal laptop dan screen dan pakaian Jas lengkap tidak lupa memakai dasi saya telah siap-siap untuk mengikuti prosesi tersebut.Â
Saat masuk ke "room" salah satu aplikasi daring yang terkenal, lancar tanpa hambatan. Â sekitar 15 menit tiba-tiba listrik padam. Alamak, iki kepiye?? batin ku