Hasrat ingin menjadi pemain pro tidak sirna, justru membara. Memiliki kemampuan adaptasi dengan gim yang cepat membuat saya dapat bermain dengan lihai dalam beberapa bulan saja. Berani mengikuti kompetisi dengan teman-teman dengan modal percaya diri dan chemistry yang dimiliki satu sama lain, akhirnya pada 2017 pertengahan saya mengikuti kompetisi pertama saya.Â
Hasil memang selalu tidak baik untuk pertama, ya itu pasti karena masih ada rasa tegang bermain dan tekanan yang besar membuat kami bermain tidak lepas. Setelah beberapa kompetisi diikuti dan beberapa kali mendapat juara, saya beranikan untuk trial ke beberapa tim e-sports dan merelakan kuliah saya. Setelah melakukan trial untuk posisi yang dibutuhkan, kalian sudah tau hasilnya, ya, gagal.
Terlalu percaya diri tidak baik ya bro. Mengikuti trial di beberapaa tim dan hasilnya selalu nihil. Tidak pernah menembus jadi salah satu atlet e-sports dan mewakili kampus dalam berbagai ajang membuat harpan perlahan sirna.Â
Perjalanan selama dua tahun tidak kunjung menghasilkan apa yang saya inginkan, menjadi pro player, mendapat uang serta kesempatan lainnya. Tidur kurang dan tak teratur, kuliah banyak yang tertinggal, kesempatan berkembang di kampus juga hampir hilang. Pada akhirnya, semua cerita tidak harus menemui akhir bahagia.Â
Sedih kalau diingat, tapi saya mencintai rasa sakit ini, karena dia memberikan pelajaran dan membuat banyak perkembangan. Rezeki orang berbeda, mungkin bukan jalan saya berkembang disana karena tuhan menciptakan skenario yang terbaik dan tidak terduga akan keindahan didalamnya.Â
Ya, ini saya sekarang, menyelesaikan sisa studi saya dan banyak mengulang kelas untuk menebus kesalahan, hingga menyelesaikan kuliah dengan waktu yang sedikit terlambat. Akhir tak bahagia, tidak buruk-buruk juga. 2021 masa kulaih saya telah usahi dan pulang dari perantauan semua kegagalan menjadi atlet e-sports, menyeduh kopi, meyalakan IndieHome, dan bermain game masih berjalan walau mimpi telah usai.Â
Nah, itu dia teman-teman terkait perkembangan e-sports yang selalu membuat geleng-geleng kepala jika melihat hadiah dan keuntungan lainnya. Tapi, dengan banyaknya turnamen yang diselenggarakan, akan sebanding pula dengan  minat anak muda yang ingin menjadi atlet e-sports apalagi jika mereka yang memiliki bakat alami dalam bermain game.Â
Tanpa mengurangi semangat dan motivasi kalian menjadi pemain pro, saya sebagai atlet yang gagal hanya ingin kalian tetap konsisten dengan pilihan yang kalian ambil. Tanpa keraguan, tanpa penyesalan. Jangan sesali apapun yang kalian ambil nantinya, apakah kalian ingin terus berusaha menembus jajaran pemain pro atau menyudahi usaha kalian dan kembali meyerahkan nasib baik kepada sang kuasa? Pilihan ditangan kalian.
Jadi, dengan adanya plus dan minus nya e-sport yang merekah ini. Jangan cuma diam teman-teman. Ambil lah kesempatan ini untuk terus berpartisipasi didunia e-sport, mana tau ada skenario tuhan yang sudah disediakan disana untuk kalian. Semangat! Jika kalian ingin menyerah, hubungi saya. Kita bersama menjadi penikmat saja
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H