Mohon tunggu...
Money

Industri Pariwisata, Identitas Baru Negeri Borneo Timur

8 Desember 2016   23:50 Diperbarui: 9 Desember 2016   07:34 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Kalimantan Timur (Kaltim) merupakan provinsi yang telah menggantungkan perekonomiannya dari sektor industri migas dan batu bara. Artinya, industri tersebut telah menghidupi pembangunan yang ada di Kaltim. Mengetahui terbatasnya sumber daya alam akan migas dan batu bara serta tingginya ketergantungan Kaltim akan industri pertambangan membuat pembangunan ekonomi di provinsi Kaltim harus segera diimbangi.


Pengembangan ekonomi di suatu wilayah dapat diusahakan melalui industri pariwisata. Ketika industri pertambangan memasuki masa-masa reses seperti yang terjadi setahun terakhir, beberapa pihak mulai mempertahankan kepopulerannya disamping mencari pendapatan alternatif. Provinsi Bali dan DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) merupakan contoh dari sekian banyak provinsi di Indonesia yang telah mengusahakan sektor pariwisata sebagai sektor unggulan dalam pembangunan ekonomi wilayahnya. Bali dan DIY bukanlah provinsi dengan sumber daya alamnya yang sangat melimpah. Berbeda dengan Kaltim yang juga memiliki potensi dalam hal pariwisatanya, tetapi pembangunan ekonomi Provinsi Kaltim secara sepenuhnya bergantung pada industri migas dan batu bara.


Letak geografis perkotaan yang ada di Kaltim sangat cocok untuk mendirikan objek wisata. Balikpapan, Samarinda, Berau, Bontang dan lain-lain, adalah empat dari 14 kota dan kabupaten Kaltim yang memiliki ciri khas wisata unggulan tersendiri. Terlintas di benak kita keindahan Pulau Derawan yang menjadi surganya menyelam, serta Pulau Beras Basah yang memiliki unsur cerita sejarah dibalik namanya. Keaslian, keindahan alam dan potensi wisata di Kaltim menjadi daya tarik tersendiri untuk dijelajahi, baik bagi wisatawan nusantara maupun mancanegara yang hobi travelling.


Sekitar empat tahun yang lalu objek wisata Batu Dinding ditemukan di tengah lebatnya rimba Borneo Timur. Awalnya objek wisata tersebut di temukan oleh sekelompok mahasiswa dari Bandung ketika melakukan penelitian di pedalaman hutan Kaltim. Sangat mengesankan. Perjalanan yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa tersebut memunculkan potensi pariwisata yang dapat dikelola bagi Provinsi Kalimantan Timur.


Objek wisata Batu Dinding menjadi perhatian masyarakat Kaltim sejak awal ditemukannya. Perhatian yang cukup mengenalkan tentang dimana keindahan alam di rimba Borneo timur bisa disaksikan. Wisata alam Batu Dinding terletak 45 kilometer dari Kota Balikpapan yang sudah termasuk dalam Kabupaten Kutai Kartanegara. Beberapa bulan terakhir setelah ramai foto-fotonya tersebar di internet, objek wisata ini dipadati pengunjung dari berbagai daerah di Indonesia maupun luar negeri. Pemerintah Provinsi Kaltim juga seharusnya memiliki perhatian yang lebih terhadap tempat wisata alam Batu Dinding yang keindahannya tidak dapat diragukan lagi.


Mempertahankan apa yang masuk dalam industri pariwisata, menumbuhkan suatu identitas baru di negeri Borneo Timur. Pariwisata sendiri yang merupakan industri terbesar abad ini menjadi dasar atas pembangunan wilayah Kaltim di samping industri migas dan batu bara. Seperti sektor pariwisata Bali dan DIY yang telah menghidupi pembangunan ekonominya, maka akan lebih maksimal lagi jika Kaltim mampu mengembangkan objek wisata sendiri agar mampu mengimbangi pendapatan asli daerah. Baik Bali maupun DIY tidak memiliki potensi sumber daya alam minyak dan gas bumi yang begitu besar sehingga sektor pertambangan bukan menjadi sektor unggulan di wilayahnya. Apabila Kaltim tetap bertahan dan bergantung sepenuhnya pada industri migas dan batu bara, maka revolusi yang luar biasa akan sulit diwujudkan dalam waktu dekat. Kepopuleran Provinsi Kaltim dan identitasnya tidak akan dikenal dalam bayangan positif pendatang yang akan mengunjungi Kaltim.


Eksistensi pariwisata yang ada pada masing-masing kota di Kaltim dapat membangun identitas baru dan sedikit mengalihkan industri migas dan batu bara. Keberadaan potensinya haruslah dikelola secara profesional dalam dunia usaha. Tidak dapat diragukan lagi jika sektor pariwisata akan menjadi salah satu sektor unggulan untuk meraih pendapatan asli daerah. Sektor pariwisata juga memberikan pengaruh yang membangun Provinsi Kaltim disamping banyaknya investasi di sektor tambang, industri dan pangan. Apabila pemerintah cukup cekatan dalam mengolanya, bukanlah hal yang sulit untuk mengembangkan pariwisata di negeri Borneo timur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun