Untuk pembagian hadiah juara ini setiap tim memiliki ketentuan yang berbeda, di Indonesia sendiri, pemain mendapatkan jatah paling besar.
Namun, untuk tim E-sport di luar negri rata-rata pemain hanya mendapatkan sekitar 30 persen, lalu sisahnya untuk tim tersebut.
Memang terdengar sedikit tidak adil, namun jika ditelisik lebih jauh, uang tersebut dapat digunakan untuk membayar pekerja di dalam tim, atau membayar sewa rumah yang dijadikan markas, dan kebutuhan operasional lainnya.
3. Penjualan Merchandise
Setiap tim tentu saja memiliki penggemar atau seringkali disebut dengan fan base masing-masing. Dari yang masih remaja bahkan yang sudah bisa dibilang dewasa.
Seringkali, penggemar ingin memiliki barang-barang yang sama dengan yang dimiliki oleh pemain idolanya, seperti baju tim, dan sebagainya.
Oleh karena itu, tim E-Sport menyediakan penjualan merchandise yang menjual berbagai macam barang, seperti jersey tim, tas, topi, atau bahkan ada beberapa tim yang menjual peralatan gadget custom yang memiliki logo tim tersebut.
Harga yang diberikan juga masih terjangkau untuk dibeli oleh penggemar mereka dari kalangan umur berapapun.
4. Streaming
Semakin besarnya ranah E-Sport menyebabkan munculnya beragam platform streaming.
Untuk menggaet lebih banyak pengguna, platform streaming tersebut bekerja sama dengan beberapa tim E-Sport agar pemain mereka melakukan streaming di dalam platform dari penyedia layanan streaming tersebut.
5. Konten Pribadi
Beberapa tim E-Sport juga membuat akun pribadi mereka di media sosial seperti Youtube, dan membuat konten pribadi seperti keseharian pemain, gaming house tour, dan beragam konten lainnya.
Selain untuk mempromosikan atau memperkenalkan tim mereka kepada khalayak, hasil dari AdSense juga dapat menjadi salah satu penghasilan dari tim E-Sport tersebut.