Mohon tunggu...
Prasiska LeonyAnjarwati
Prasiska LeonyAnjarwati Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

"Menulis adalah bekerja untuk keabadian" (Sapardi Djoko Damono)

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Implementasi Strategi: Pentingkah Komitmen dan Kepuasan Kerja dalam Perusahaan?

26 Juni 2024   23:42 Diperbarui: 26 Juni 2024   23:55 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Komitmen dan kepuasan kerja merupakan dua konsep yang sangat penting dalam dunia bisnis dan manajemen sumber daya manusia. Keduanya saling terkait dan memiliki dampak besar pada produktivitas, retensi karyawan, serta keseluruhan kesuksesan perusahaan. Komitmen dan kepuasan kerja dapat mempengaruhi keberhasilan perusahaan. Dengan menciptakan lingkungan kerja yang positif, mengembangkan komunikasi yang efektif, memberikan kesempatan pengembangan karir, menghargai prestasi karyawan, serta menerapkan kebijakan yang adil dan transparan.

            Hasilnya perusahaan tidak hanya akan mendapatkan karyawan yang lebil produktif dan loyal, tetapi juga mampu menciptakan suasana kerja yang harmonis dan dinamis, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada kesuksesan jangka panjang perusahaan. Artikel ini akan membahas definisi, faktor faktor yang mempengaruhi serta cara meningkatkan komitmen dan kepuasan kerja di dalam perusahaan.

            Banyak perusahaan mengalami masalah pada kepuasan karyawannya mulai dari insentif yang berkurang, tempat kerja yang kurang nyaman sehingga masalah kenaikan jabatan karyawan apabila dibiarkan maka akan terjadi tingkat turn over yang sangat tinggi. Tidak jarang para pemimpin justru tidak mengetahui faktor penyebab ketidakpuasan sehingga karyawan merasa tidak puas dalam bekerja di dalam sebuah perusahaan.

KOMITMEN DAN KEPUASAN KERJA

Komitmen Perspektif Teoritis

            Pemahaman akan organizational commitment telah banyak dikemukakan oleh para toko ekonomi manajemen Meyer and Alien (1991). Hal ini berarti bahwa penentuan seorang karyawan secara simultan mengalami komitmen organisasi didasarkan pada pencapaian emosi. Perspektif ini menyentuh pada dunia afektif. Sesuatu dimana kondisi emosional karyawan mengindikasikan pribadinya untuk organisasi serta keterlibatannya dalam organisasi tempat ia bekerja.

            Perspektif ini bersifat normatif, yakni merujuk pada perasaan karyawan untuk tetap bertahan sebagai anggota organisasi dan didasarkan pada rasa tanggung jawab atau kewajiban para karyawan untuk tetap berada dalam organisasi dan melakukan pekerjaan mereka, sehingga meninggalkan organisasi disebut sebagai komitmen kontinuitas. Komitmen dimengerti sebagai keterkaitan antara individu atau karyawan dengan organisasi. Hal ini selanjutnya menjadi kekuatan relatif pada identivikasi selalu terlibat dalam aktivitas keorganisasian.

Faktor Organizational Commitment

            Greenberg and Baron (1993) menyebtkan faktor utama yang mempengaruhi komitmen pada organisasi :

  • Karakteristik Personal mencakup perihal usia, lamanya seseorang bekerja pada organisasi, tingkat pendidikan, jenis kelamin, rasa, dan faktor kepribadian,
  • Karakteristik Pekerja dan Konflik Peran memiliki pengaruh pada komitmen karyawan terhadap organisasi. Pekerjaan yang berkarakteristik mengkondisikan kebebasan dan daya kreasi, tantangan dan tanggungjawan akan berdampak positif pada pekerjaan yang sedang dilakukan,
  • Karakteristik Struktural, merujuk pada pengaturan struktural organisasi. Hal ini dapat mempengaruhi komitmen karyawan pada organisasi.

Pembangunan Organizational Commitment

            Untuk menciptakan komitmen organisasional, Armstrong (1991) menyampaikan beberapa upaya yang perlu untuk semua pihak, antara lain L

  • Keterkaitan dengan "sense of belonging to the organization" : Beberapa uoaya yang perlu dilakukan manajemen untuk menghasilkan rasa menjadi bagian dari organisasi dalam diri karyawan,
  • Terkait dengan "sense of excitement in the job" : Untuk memunculkan perasaan dan sikap tersebut maka perlu oengendalian faktor yang mampu memotivasi karyawan, baik secara intrinsik maupun ekstrinsik dalam pengaturan desain pekerjaan,
  • Terkait dengan "ownership" : Upaya yang perlu dilakukan agar karyawan merasa memiliki organisasi adalah dengan melibatkan karyawan terutama dalam proses pengembalian keputusan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun