Kutukan pesepakbola Sulley Muntari untuk Gianluigi Buffon? Sebenarnya apa itu, dan apakah memiliki dasar yang kuat?
Sejarah mencatat bahwa Sulley Muntari dan Gianluigi Buffon pernah bertemu di lapangan pada tahun 2005 saat AC Milan menghadapi Juventus dalam pertandingan final Coppa Italia. Sebagai gelandang Milan, Muntari berhasil mencetak gol untuk timnya saat pertandingan sudah memasuki babak tambahan waktu, dan Milan pun memenangkan pertandingan dengan skor 3-2. Namun, peristiwa tersebut kemudian dianggap sebagai asal mula kutukan yang diduga dilontarkan oleh Muntari kepada Buffon.
Kutukan tersebut berasal dari tradisi Afrika yang menyatakan bahwa seseorang yang melakukan kutukan dengan menggunakan cara tertentu akan mempengaruhi keberuntungan orang yang dikutuk itu. Dalam kasus ini, kutukan yang diduga dilontarkan oleh Muntari kepada Buffon adalah dengan cara meniupkan udara dari tangannya ke arah wajah Buffon.
Namun, tidak ada bukti yang secara pasti menunjukkan bahwa Muntari benar-benar melakukan kutukan tersebut. Bahkan, Buffon sendiri pernah mengatakan bahwa dia tidak pernah merasakan ada yang ganjil ketika bertemu dengan Muntari di lapangan.
Namun, beberapa kejadian di kemudian hari kemudian membuat orang-orang mulai percaya akan adanya kutukan tersebut. Pada tahun 2018, Buffon gagal meraih trofi Liga Champions bersama PSG, meskipun sebelumnya sudah meraih trofi tersebut ketika masih bersama Juventus di tahun 2006 dan 2017. Selain itu, Buffon juga gagal membawa Italia lolos ke Piala Dunia 2018, dan bahkan harus mengumumkan pengunduran dirinya dari skuat tim nasional Italia.
Sementara itu, Sulley Muntari sendiri tidak pernah secara terbuka mengakui atau membantah mengenai kutukan yang diduga dilontarkannya kepada Buffon. Namun, beberapa sumber menyebutkan bahwa Muntari merasa masuk akal jika ada kutukan tersebut, mengingat tradisi Afrika yang sangat menghormati kekuatan gaib.
Namun, pada akhirnya, apapun juga yang terjadi, kita tidak bisa sepenuhnya mempercayai sebuah kutukan dalam dunia sepak bola. Ini hanya sebuah mitos dan bukanlah sesuatu yang dapat dikuantifikasikan secara logis. Yang pasti adalah Buffon tetap salah satu kiper terbaik sepanjang masa dan prestasinya di lapangan tidak dapat diragukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H