Mohon tunggu...
Prasetyo Wicaksono
Prasetyo Wicaksono Mohon Tunggu... -

Generasi Frustasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ibuku Punya Cerita

23 Desember 2016   17:36 Diperbarui: 2 Januari 2017   11:13 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebenarnya ini cerita lama, tapi nyatanya masih banyak yang asyik bernostalgia.
Ini masih soal sebuah perayaan di barat sana, bukan tentang curahan hati seorang ananda di pelupuk mata.

Saya yakin tiap harinya adalah hari yang spesial buat ibunda, tak perlu menunggu hari ini tuk membuatnya bahagia.

Aku rasa bukan sekedar ucapan yang ibumu butuhkan, dan pastinya lebih dari sekedar tindakan.

Ibuku pernah merasakan lelahnya menunggu, bukan soal menunggu masa tua, melainkan menunggu boneka kecil yang tak kunjung tiba. Setelah 2 Tahun penantian akhirnya Tuhan mengabulkan doanya, sosok yang diidam-idamkan tiba. Serasa ada yang berbeda dengan hari-harinya. Gembira layaknya di surga

Aku sadar, di dunia ini tak ada yang sama, semua berbeda, dan perbedaan yang acapkali di salah artikan hanya karena hal sepele. Mulai soal persepsi, ataupun yang paling sensitive sekalipun.

"Agamamu apa? warna kulitmu apa? Ah, Cina kafir! Ingin mengusai dunia lu." Haha aneh memang, tapi ini yang sedang dialami negeriku, negeri yang krisis toleransi.

Untungnya walau berbeda pemahaman, ibuku dan aku tetap akur, walau pernah tak bertegur sapa , pada akhirnya pecah juga gelak tawa.

Aku benci, tapi harus ku akui, setiap harinya ibu bertambah tua, dan aku tumbuh membabi buta, perihal ego kujadikan primadona, tampa memperdulikan hati sang ibunda.

Biarlah kau kujaga hinga tua nanti, bukan kupelihara layaknya kucing peliharanku yang mati dihari tua.

Kau kusayangi, walau tak pernah kuakui. Walau kutahu rambut yang memutih akan rontok juga, walau kusadari kau yang sehat akan sakit juga.

Jaga dirimu baik-baik ya ma, masih banyak tugasku yang belum ku selesaikan. Kelak bukan hanya kamu yang akan menggendongku. Ku harap aku juga.

Selamat Hari Ibu, dari anakmu yang pembangkang.

— Prasetyo Wicaksono


Manado, 22 Desember 2016

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun