Mohon tunggu...
prasetyo
prasetyo Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Writer

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Akademisi Ungkap Penyebab Cepatnya Penyebaran Virus HMPV di Tiongkok

5 Januari 2025   07:41 Diperbarui: 5 Januari 2025   07:41 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Virus Human Metapneumovirus (sumber: https://klikwarta.com/wabah-virus-hmpv-merebak-di-china-kemenkes-imbau-publik-waspada)

Setelah pandemi Covid-19, Tiongkok kembali dihadapkan pada wabah Human Metapneumovirus (HMPV). Lonjakan kasus HMPV membuat rumah sakit  kewalahan menangani pasien dengan gejala yang menyerupai flu berat.

Dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, dr. Nurmila, mengungkapkan bahwa peningkatan kasus HMPV di Tiongkok diduga disebabkan oleh pola penularan virus ini.

Virus HMPV cenderung aktif pada akhir musim hingga musim semi di wilayah beriklim sedang. "HMPV merupakan bagian dari keluarga Paramyxoviridae dan dapat menyebar melalui percikan pernapasan, kontak langsung, atau benda yang telah terkontaminasi," jelas dr. Nurmila dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (4/12/24).

Gejala infeksi HMPV meliputi batuk, demam, dan sesak napas, yang dapat berkembang menjadi kondisi serius seperti bronkitis atau pneumonia, terutama pada kelompok rentan. Meski sekilas mirip flu, HMPV memiliki karakteristik berbeda.

"Influenza cenderung menimbulkan gejala sistemik yang lebih berat, seperti nyeri otot dan demam tinggi, sedangkan HMPV lebih berfokus pada gangguan saluran pernapasan," tambahnya.

HMPV diketahui dapat menyebabkan infeksi pernapasan serius, terutama pada anak -anak dan lansia. Penyebarannya yang cepat menimbulkan kekhawatiran bahwa virus ini dapat menyebar ke negara lain, termasuk indonesia.

Dr. Nurmila menekankan pentingnya langkah pencegahan, seperti menjaga daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat, khususnya di musim hujan, untuk mencegah penyebaran virus. "Tanda bahaya seperti demam tinggi, kesulitan bernapas, atau perubahan warna kulit menjadi kebiruan memerlukan penanganan medis segera," tuturnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun