Mohon tunggu...
Raka Prasetyo Riyanto Putra
Raka Prasetyo Riyanto Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Iseng menulis

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

Monaco Grand Prix Sudah Tidak Relevan

21 Juni 2023   17:40 Diperbarui: 21 Juni 2023   17:46 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Max Verstappen dan Sergio Perez memasuki tikungan Sainte Devote. Sumber foto: Mark Thompson/Getty Images. 

Tak dapat dipungkiri lagi bahwa GP Monako merupakan ajang balap paling prestisius di dunia, salah satu dari tiga pilar paling sakral di dunia olahraga balap, The Triple Crown of Motorsport.

Sejarah ronde balap sirkuit jalanan ini dapat ditarik mundur sampai ke tahun 1929, tahun dimana GP Monako pertama kali digelar. Ya, ronde ini bahkan sudah rutin diadakan sejak 1929, jauh sebelum kejuaraan dunia Formula 1 dibentuk pada tahun 1950. Maka, tidaklah berlebihan jika saya bilang pamor GP Monako lebih besar daripada pamor Formula 1 sendiri.

GP Monako menyuguhkan pemandangan yang spektakuler, ketika 20 mobil Formula 1 berkelok-kelok melintasi area pemukiman di pesisir selatan Monte Carlo, dengan pemandangan Laut Mediterania sebagai pemanis. Para pembalap pun tak jarang mengapresiasi tantangan yang disuguhkan oleh layout sempit Monako. Lewis Hamilton, sang 7 kali juara dunia mengatakan, "It's always great fun to drive on a single lap, and just getting out on track is always a big shock in terms of just how fast everything is. What an incredible place. All the sections are pretty unique as you go up and down through the city. It's an amazing rollercoaster ride."

Namun, dibalik histori dan pamornya yang sangat besar, GP Monako dihadapkan dengan realita yang menghantam dengan keras. Sejak era hybrid dimulai pada tahun 2014, stigma GP Monako mulai dikaitkan dengan balapan yang membosankan. Tak ayal, sebagian besar penggemar Formula 1 di seluruh dunia mulai menyerukan agar GP Monako dikeluarkan dari kalender Formula 1.

Stigma GP Monako yang membosankan bukanlah omong kosong belaka. Berdasarkan data yang dihimpun, hanya ada 78 overtake pada GP Monako sejak gelaran tahun 2014 hingga gelaran terkini pada tahun 2023. Bahkan, GP Monako 2021 tidak menghasilkan overtake sama sekali, nol overtake! Sebuah catatan yang sangat memalukan.

Beberapa faktor menjadi sumber masalah utama yang menjadi penyebab minimnya overtake di GP Monako. Dua faktor terbesar diantaranya adalah semakin besarnya ukuran mobil F1 dan tidak adanya lahan untuk melakukan pelebaran sirkuit. Ukuran mobil F1 saat ini sangatlah besar, dengan panjang 5,5 meter dan lebar 2 meter, dibandingkan dengan ukuran mobil F1 pada tahun 1950an yang hanya memiliki panjang 3,9 meter dan lebar 1,4 meter, membuatnya semakin sulit untuk menyalip di sirkuit ini. Monako juga merupakan salah satu negara paling kecil di dunia, dan sebagian besar lahannya pun sudah diprioritaskan untuk pembangunan rumah dan apartemen. Maka, tidak ada lagi tempat untuk ekspansi layout sirkuit ini.

Sebagian besar opini publik yang membela tempat GP Monako di kalender F1 biasanya membawa 3 argumentasi utama. Yaitu marketing dan publisitas, sensasi sirkuit jalanan yang menarik untuk ditonton, dan pamor GP Monako sebagai salah satu dari 3 balapan paling legendaris di dunia yang tergabung dalam julukan The Triple Crown of Motorsport. Namun, 3 argumentasi tersebut dapat dibantah dengan sangat mudah.

Pertama, marketing dan publisitas. GP Monako memang sangat prestisius, pamornya mampu membuat ratusan artis, influencer, miliuner, dan orang-orang penting lain menghadiri acara ini setiap tahunnya. GP Monako menjadi lebih dari sekedar event balap, tapi juga menjadi ajang pertemuan orang-orang terkenal layaknya event Met Gala. Namun sekarang, Formula 1 memiliki opsi glamorous race lain selain GP Monako, dengan dimulainya gelaran GP Miami dan GP Las Vegas di Amerika Serikat, maka Formula 1 tidak lagi bergantung ke GP Monako  sebagai satu-satunya glamorous race di kalender.

Kedua, sensasi sirkuit jalanan. Sirkuit Monako terkenal dengan karakternya sebagai proper street circuit dengan jalanan sempit sebagai arena pacu dan tembok besi sebagai pembatas sirkuit. Namun, seiring berjalannya waktu, Formula 1 telah menambahkan berbagai sirkuit jalanan lain yang karakternya tidak kalah menantang dari Sirkuit Monako. Beberapa diantaranya adalah Marina Bay Street Circuit di Singapura, Baku City Circuit di Azerbaijan, Las Vegas Street Circuit di Amerika Serikat, Albert Park Circuit di Australia, Jeddah Corniche Circuit di Arab Saudi, dan sirkuit-sirkuit jalanan lainnya. Bahkan baru-baru ini, Jeddah Corniche Circuit, venue dari Saudi Arabian Grand Prix, diklaim oleh para pembalap dan penonton sebagai sirkuit jalanan paling cepat, paling menantang, dan paling menarik untuk ditonton. Tentu saja ini menjadi hantaman keras bagi GP Monako karena ia bukan lagi satu-satunya sirkuit jalanan yang ada di kalender Formula 1.

The Triple Crown of Motorsport. Sumber foto: PlanetF1.com
The Triple Crown of Motorsport. Sumber foto: PlanetF1.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun