[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Image : http://3.bp.blogspot.com/-VLPNDstuBvc/T496mwE14dI/AAAAAAAACS8/k6TTXECAlJs/s640/wirausaha.jpg"][/caption]
Nah, bagaimana segolongan pemuda mampu membuat perubahan positif bagi bangsa? Pertanyaan inilah yang sering kali muncul di benak kita. Sebenarnya jawabannya sederhana, tetapi juga memang sulit dilaksanakan. Caranya tak lain adalah meningkatkan kreativitas dan jiwa berwirausaha. Melihat kondisi pengangguran yang semakin tumbuh subur, sementara lapangan kerja yang begitu sempit, saat ini masyarakat Indonesia sangat membutuhkan para pemuda yang kreatif dan memiliki jiwa wirausaha yang tinggi.
Bagi para pemula, cara efektif berwirausaha adalah mempelajari produk mana yang sesuai dengan selera pasar, kemudian kita mencoba membuat dengan versi kita dengan modifikasi sesuai pemikiran kita hingga pada akhirnya kita mampu menciptakan produk baru dengan inovasi yang kita kembangkan. Tentu ilmu dan pengetahuan sebagai mahasiswa sangat bermanfaat untuk membuat kita mampu mengkolaborasikan kegiatan usaha dengan disiplin ilmu yang dipelajari dikelas.
Dalam tataran praktis misalnya, seorang mahasiswa statistika yang sedang berwirausaha hendaknya menerapkan teori yang dipelajari. Misalnya menghitung pangsa pasar dan lain-lain. Tujuannya sekaligus untuk menguji keefektifan dan validitas teori tersebut, masih layak digunakan ataukah perlu revisi.
Manfaat penerapan hard skill dalam berwirausaha selain itu adalah sebagai pengalaman kerja dari teori yang diperoleh. Ditambah pula dengan soft skill sebagai cara memperluas relasi dan kemampuan komunikasi guna membangun jaringan.
Tidak sedikit mahasiswa yang sudah berhasil mendapatkan penghasilan dari jerih payahnya sendiri. Beberapa diantaranya bekerja untuk orang lain, ataupun menjadi karyawan paruh waktu, namun ada pula yang menjadi “juragan” alias pemegang posisi owner dalam sebuah usaha.
Kebanyakan bisnis yang digeluti oleh mahasiswa bergerak di bidang industry kreatif, misalnya warung makan yang menjajakan makanan fusion,jasa fotografi, atau pengerjaan sebuah karya seni seperti film.
Jadi, menjadi seorang mahasiswa yang berpenghasilan bukanlah sebuah impian belaka. Justru dalam usia yang relatif muda, mahasiswa dituntut untuk mengembangkan dirinya sekreatif mungkin.
Memang semua usaha belum tentu berhasil, tetapi kita sebagai manusia wajib untuk berusaha. Mahasiswa harus memiliki jiwa wirausaha, mengembangkan kreatifitas soft skill dan hard skill sebagai modal. Ketiganya tentu tak boleh dipisahkan. Seseorang yang menguasai hard skill saja belum tentu kemampuannya memberikan manfaat kepada sekitarnya. Begitu pula seseorang yang hanya menguasai soft skill.
Konsekuensi sebagai seorang pelajar harus tetap menjadi prioritas, karena bagaimanapun tugas mahasiswa adalah belajar. Meskipun demikian, eksplorasi diri tidak harus berhenti. Hanya perlu kemauan dan usaha yang lebih untuk menjadi seorang mahasiswa berprestasi sekaligus berpenghasilan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H