Mohon tunggu...
Abdurrahman Imam Prasetyo
Abdurrahman Imam Prasetyo Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

@Anakstan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kedamaian Percikan Hujan

31 Oktober 2014   02:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:06 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hujan…

Kusebut ia sajak alam yang selalu melantunkan harmoni

Tentang kisah klasik siklus kehidupan

Ataupun tentang tujuh warna pelangi yang akhirnya melengkapi

Ia selalu merdu untuk didengar

bahkan lebih merdu dari musik racikan sang maestro

Aku bicara padamu tentang hujan di kala syahdu ini

Di kala damai yang memenuhi relung hati

Tentang dingin

Tentang percikan air

Tentang kedamaian

Atau tentang atmosfer-atmosfer kepenatan yang telah lenyap ditilam sajak-sajak alam

Hijau Diwaktu senja nan lalu…

Gemersik cengkerik berlagu riang

Sahutan melodi unggas mengiringi kemerduan siulan sirama

Terpaku ratap menatap jiwa-jiwa penuh rindu

Hangatkan dahaga raga yang sendu merayu

Bulan tak ingin membawaku tertawa manja

Tetapi mekar fajar bersama mentari akan menari

Bersama untaian senandung salam alam pagi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun