Sejak menjadi mahasiswa IKIP Surabaya hingga sekarang, destinasi mbambung (baca: business trip) saya paling favorit adalah Jogjakarta. Saya betul-betul menyukai suasana Kota Gudeg ini.
Saya pernah mengunjungi lokasi syuting klip video Jogjakarta milik Kla Project. Lagu yang ditulis Katon Bagaskara ini langsung menjadi hit pada 1995. Tempat ini sering pula dijadikan syuting FTV.
Aktor Hollywood Richard Gere yang kini memeluk agama Buddha juga mengagumi keramahan Jogjakarta. Provinsi ini juga menyimpan banyak peninggalan sejarah. Konon Ratu Baqa yang area kerajaannya kini mencakup Jogja dan Magelang konon ialah Ratu Bilqis. Artinya, dia istrinya Nabi Sulaiman atau Raja Solomon. Wallahu ‘alam bishshawab. Soal ini, belum ada bukti otentik yang diperkuat dari literatur-literatur warisan masa silam.
Yang jelas, saat mbambung ke Jogja, saya biasanya berjongkok di terminal dan stasiun, eh maaf maksudnya beli empat atau lima buku bekas. Termasuk nongkrong di angkringan atau warung lesehan khas Kota Gudeg. Tujuannya apalagi jika bukan beli nasi kucing.
Di kalangan mahasiswa dan pria yang beranjak mature berkantong cekak seperti saya, nasi kucing adalah pilihan yang realistis. Disebut nasi kucing karena porsinya yang sedikit. Isinya hanya nasi kira-kira setengah kepal tangan orang dewasa dengan lauk orak-arik tempe, teri jengki, tahu mini, dan bihun. Semua ukurannya sak upil (sedikit).
Kalau beruntung, Anda bisa menemukan telur ceplok yang ukurannya bisa bikin kita menangis lantaran terharu. Dulu saya sempat merasakan harga sebungkus nasi kucing sebesar Rp 500 hingga Rp 1.000.
Ternyata di perumahan saya juga ada yang jual nasi goreng model ini. Porsinya enggak banget alias terlalu sedikit untuk ukuran saya. Tapi, rasa pedasnya yang khas bikin tukang nasi goreng ini tak pernah sepi pembeli. Level pedasnya mirip sego goreng jancuk asli Garden Palace Hotel Surabaya.
Karena porsinya mini, saya biasanya beli dua bungkus. Barusan saya beli dua bungkus lantaran kebetulan saya sedang sendirian di rumah. Setelah memarkir motor di dalam pagar, saya keluar sebentar ke rumah Pak RW yang jaraknya hanya selemparan pepaya bangkok.
Setelah itu saya ganyang nasi goreng tadi. Tapi ada sesuatu yang bikin saya curiga. Saat mau membuang dua bungkusan tersebut, ada salah satu yang robek seperti bekas krikitan kucing. My sweet Lord, terima kasih atas kesempatan kepada hamba untuk bisa berbagi dengan sesama makhluk ciptaan-Mu.
Sidoarjo, 27 Maret 2014
(dua kali masuk WC)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H