Mohon tunggu...
Eko Prasetyo
Eko Prasetyo Mohon Tunggu... profesional -

Hingga Januari 2015, penggemar wedang kopi ini baru menulis 30 buku. Kini ia melanjutkan sekolah di Pascasarjana Unitomo Surabaya. Alasan utamanya kuliah S-2 adalah menghindari omelan istri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kalender Kita Hari Ini

17 Mei 2014   08:24 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:26 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana belajar di Perpustakaan Surabaya. (Foto: Evie Suryani/barpus)

Suasana belajar di Perpustakaan Surabaya. (Foto: Evie Suryani/barpus)

Obrolan yang produktif, itulah hasil diskusi saya dengan Mbak Evie Suryani, pustkawan Badan Arsip dan Perpustakaan (Barpus) Surabaya. Kami akan melakukan road show literasi di seluruh taman baca masyarakat (TBM) di Kota Surabaya. Targetnya adalah mendorong anak-anak usia SD hingga SMA untuk betah berlama-lama membaca buku. Termasuk menjadikan perpustakaan dan TBM sebagai tempat belajar yang asyik.

Sebelumnya, saya menyampaikan keluhan soal pelayanan petugas yang klemak-klemek di Perpustakaan Kota Surabaya di kawasan Rungkut. Tak dinyana, komplain ini langsung diteruskan ke Bu Arini Pakistyaningsih, kepala Barpus Surabaya, dan si petugas ditegur. Perpustakaan di Surabaya memang tengah getol berbenah. Hal ini terkait dengan pencanangan program Surabaya sebagai kota literasi.

Sebagai wujud komitmennya, Mbak Evie menunjukkan agenda dan foto-foto kegiatan literasi yang digagas Barpus Surabaya. Kebanyakan merangkum aktivitas anak-anak SD yang membaca buku-buku koleksi barpus. Ada pula kegiatan story telling yang melibatkan para pendongeng kondang Kota Pahlawan seperti Kak Handoko dan Kak Heru. Semuanya bertujuan agar anak-anak punya kesan menyenangkan terhadap buku.

Hari ini Mbak Evie dan kawan-kawan punya kegiatan literasi untuk memperingati Hari Buku Nasional. Ia juga mempersilakan saya membuat acara bedah buku Boom Literasi: Menjawab Tragedi Nol Buku yang ditulis rekan-rekan alumni IKIP Surabaya (Unesa) pada 17 Juni mendatang. ”Harus dan kami tunggu!” tegasnya sungguh-sungguh.

Ia tak lupa meminta saya membawakan buku tersebut untuk Bu Arini. ”Siapa tahu beliau berminat beli banyak untuk koleksi perpustakaan,” ucapnya. Saya mengiyakan.

Hari ini, 17 Mei, menyimpan banyak sejarah. Pada tahun 1950, di tanggal itu Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) didirikan di Jakarta. Salah satu inisiatornya adalah sastrawan Sutan Takdir Alisjahbana. Kendati diresmikan di Jakarta, sejatinya Medan telah memiliki perkumpulan penerbitan terlebih dahulu. Apalagi, pada zaman itu para penulis dari tanah Sumatera jumlahnya terbilang banyak dan produktif. Pada 17 Mei 1980, Perpustakaan Nasional RI diresmikan di Jakarta oleh Mendikbud Daoed Joesoef. Tanggal inilah yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Buku Nasional.

Belajar menyenangkan di perpustakaan adalah salah satu program Barpus Surabaya. (Foto: Evie Suryani/barpus)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun