Mohon tunggu...
Eko Prasetyo
Eko Prasetyo Mohon Tunggu... profesional -

Hingga Januari 2015, penggemar wedang kopi ini baru menulis 30 buku. Kini ia melanjutkan sekolah di Pascasarjana Unitomo Surabaya. Alasan utamanya kuliah S-2 adalah menghindari omelan istri.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Alasan Berhenti Baca Koran

21 Januari 2014   21:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:36 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Seorang sohib saya mengirimi surel (e-mail) yang bikin saya berkontemplasi tentang dampak pemberitaan surat kabar. Ini membuat saya berpikir untuk berhenti berlangganan koran.

Pengalaman ini dituturkan oleh seorang pria yang namanya dianonimkan. Saat dia membaca bahaya rokok di koran, ia berhenti merokok.

Ketika ada artikel tentang bahaya kopi di koran, ia bertekad untuk berhenti ngopi. Manakala dia membaca ulasan soal bahaya minuman bersoda, ia khawatir dan takut sehingga memutuskan untuk tidak minum minuman bersoda.

Saat menemukan berita mengenai bahaya mi instan, ia bersumpah tak mau makan mi instan lagi. Namun, emosinya memuncak saat membaca tajuk tentang bahaya seks. Sejak itu ia tak mau baca koran lagi.

Sidoarjo, 21 Januari 2014

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun