Mohon tunggu...
Eko Prasetyo
Eko Prasetyo Mohon Tunggu... profesional -

Hingga Januari 2015, penggemar wedang kopi ini baru menulis 30 buku. Kini ia melanjutkan sekolah di Pascasarjana Unitomo Surabaya. Alasan utamanya kuliah S-2 adalah menghindari omelan istri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Merdeka dengan Membaca

25 Agustus 2014   19:25 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:36 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa manusia paling merdeka di dunia ini? Jawabannya bisa bermacam-macam berdasar subjektivitas masing-masing individu.

Pada dasarnya, suatu aktivitas yang memberikan kenyamanan, ketenangan, dan inspirasi bisa membuat seseorang merasa merdeka. Di tengah deraan masalah sosial saat ini, mendebatkan topik politik jelas bukan pilihan yang pas. Sebab, hanya karena berbeda pandangan politik, dua tukang becak berkelahi.

Mengkritik kebijakan Kemendikbud terkait kurikulum 2013 yang masih semrawut juga bisa dikatakan buang energi. Toh, kurikulum baru dengan anggaran miliaran ini tetap diimplementasikan kendati banyak masalah pendidikan yang perlu perhatian lebih besar.

Bekerja dan berkegiatan yang tidak membuat hati kita damai tentu menyisakan persoalan tersendiri. Kalau itu terus berlangsung selama bertahun-tahun, seseorang bisa ”terpenjara” waktu sehingga menumpulkan kreativitasnya.

Bekerja di zona nyaman juga tidak lantas membuat kita menjadi manusia merdeka. Sebab, kenyamanan tanpa tantangan sulit membentuk karakter pejuang.

Maka, jika saya ditanya siapa insan yang paling merdeka? Jawabannya bisa dua. Pertama, orang yang berhasil buang hajat setelah lima hari kena sembeli. Kedua, mereka yang menikmati aktivitas membaca senikmat-nikmatnya sehingga memperoleh inspirasi yang mampu membuat dirinya melakukan sesuatu dan berubah lebih baik.

Karena itulah, mumpung Warung Ny Paidi masih berdiri tegak di kampus Unesa Ketintang, saya tidak akan melewatkan ngopi di sana sambil menuntaskan minimal lima lembar halaman buku.

Bacaannya kudu seperti apa? Ya, yang bikin kita nyaman. Kalau membaca buku seri petualangan Nick Carter seperti Dobel Identitas dan Kunci Rahasia yang berkover perempuan bule bisa bikin nyaman dan merdeka, mengapa tidak? Saran saya, jangan terlalu asyik membacanya saat ada nyonya di rumah atau kemerdekaan itu berubah menjadi prahara.

25 Agustus 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun