[caption id="attachment_400390" align="aligncenter" width="560" caption="Mengantri di Perpustakaan/Kompasiana(Tribunnews.com/China News Service)"][/caption]
Bangsa Tiongkok Besar karena Membaca
Tjatatan Must Prast
Klub Baca Buku IGI
Kini saya mafhum saat Dahlan Iskan memprediksi bahwa Tiongkok akan menggeser dominasi Amerika Serikat dalam waktu 15 tahun. Hal ini disampaikan mantan menteri BUMN tersebut pada tahun 2005 di kolom Jawa Pos. ”Paling cepat di tahun 2020 Tiongkok bisa menguasai ekonomi dunia,” tutur Dahlan saat itu.
Dalam kunjungan ke Akademi Angkatan Laut, Bumimoro, Surabaya, beberapa waktu lalu, saya mengingatkan beberapa rekan bahwa industri militer Tiongkok terus menggeliat. Di bidang militer, Tiongkok terlihat sangat gencar melakukan modernisasi besar-besaran.
Sejak tahun 1999, Tiongkok memang melakukan restrukturisasi industri pertahanan. Dari kacamata ekonomi, Amerika Serikat pantas cemas. Pasalnya, produk militer buatan Tiongkok lebih murah dan dianggap bisa bersaing di pasar dunia.
Untuk produk pesawat tempur, misalnya, Tiongkok mampu membuat Chengdu J-20 Black Eagle yang purwarupanya mirip Lockheed Martin F-22 Raptor bikinan negara adidaya Amerika Serikat. Berapa biayanya? Jika harga F-22 Raptor bisa mencapai USD 150 juta, J-20 Black Eagle buatan Tiongkok yang operasionalnya disiapkan mulai tahun 2017-2019 ”hanya” dipatok USD 75 juta–USD 80 juta.
Tiongkok juga mempersiapkan ”tiruan” F-35 Lightning II dengan nama Chengdu J-31 Falcon Eagle. Jangan lupa juga bahwa pada 25 September 2012 silam Tiongkok mengoperasikan kapal induk pertamanya, CV-16 Liaoning. Ini membuktikan keseriusan Tiongkok untuk menjadikan AL-nya (People’s Liberation Army Navy/PLAN) punya kemampuan tempur hingga ke luar negara.
Alhasil, Amerika dibikin khawatir. Modernisasi alutsista (alat utama sistem persenjataan) PLAN dimulai awal 1990-an dengan pembuatan kapal-kapal modern. Sasaran modernisasi PLAN memang di antaranya mengamankan posisi Tiongkok dalam krisis Selat Taiwan serta mengamankan teritorial Laut Cina Selatan dan Laut Cina Timur. Modernisasi PLAN tersebut juga bertujuan mengatur aktivitas di Zona Ekonomi Eksklusif 200 mil dari penyusupan armada asing, menggantikan peran AS di Pasifik Barat, serta menjadikan Tiongkok sebagai pemimpin Asia bahkan dunia.
Produk-produk militer Tiongkok diprediksi bakal mampu dilirik banyak negara, terutama di Asia, lantaran jauh lebih murah jika dibandingkan dengan produk militer buatan Amerika.