Sebagai Kota Metropolitan, Jakarta sudah tidak lazim lagi dengan aktivitas penduduknya yang sangat padat, gedung-gedung pencakar langit yang berdiri tegak, dan transportasi yang padat yang lalu-lalang menghiasi pemandangan kota ini.
Pada tulisan ini saya akan menuangkan perspektif saya mengenai "deretan gedung-gedung pencakar langit yang berada di jalan Sudirman Jakarta Pusat. Tulisan ini tinjau dari segi artefak, sosiofak dan mentifak.Â
Dari segi artefak deretan gedung-gedung pencakar langit yang berada di jalan Sudirman jakarta pusat ini disebabkan kemajuan teknologi atau kecerdasan berpikir manusia dalam menghadapi perkembangan zaman dan demografi yang terus meningkat. Layaknya suatu kota, pasti memiliki keterbatasan wilayah administrasi oleh sebab itu di bangunlah model permukiman penduduk seperti contohnya apartemen atau gedung pencakar langit yang dapat menampung penduduk atau sebagai gedung perkantoran di suatu kota tersebut.  Seperti contohnya  gedung yang berlokasi di jalan Jendral Sudirman Jakarta Pusat memiliki gedung 59 lantai dengan ketinggian mencapai 258 meter yang berfungsi sebagai gedung perkantoran. Model gedung tersusun rapi seperti kotak-kotak, dan juga dibuat jembatan penyeberangan orang yang menghubungi gedung yang satu dengan yang lainya. Dengan kemajuan teknologi pembuatan gedung ini sangat unik dan di dalamnya ada berbagai macam fasilitas yang dimanfaatkan oleh manusia.
Selanjutnya dari segi sosiafak perkembangan dan perubahan pasti kita temui dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, begitupun dengan fasilitas serta pola pikir manusia dari zaman ke zaman. Jakarta yang pada awalnya sebagai pusat pemerintahan sejak zaman kolonialisme Belanda yang pada saat itu dinamakan Batavia sampai sekarang tetap berlanjut, dengan itu aktivitas manusia di Jakarta yang sangat padat sehingga tidak heran di bangun gedung-gedung pencakar langit yang dapat menampung atau menfasilitasi manusia atau pegawai pemerintahan maupun perusahaan. Di Jakarta juga dikenal sebagai pusat perbelanjaan sehingga banyak sekali perhotelan dan tempat-tempat perusahan dan lain sebagainya. Sehingga orang-orang yang berasal dari daerah atau luar dari Jakarta mencari pekerjaan di sini dan akhirnya pertambahan dan aktivitas manusia sangat padat dan beragam.
Kemudian terakhir dari segi mentifak sebagai orang Jakarta mereka memiliki pandangan hidup, persepsi yang lebih tinggi dari pada orang-orang dari daerah. Ini karena kebiasaan yang sudah berbudaya seperti dalam menggunakan produk seperti pakaian, gaya hidup dan cara mereka bersosialisasi dengan orang lain baik berkelompok maupun individu. Masyarakat yang bertempat tinggal di kawasan Sudirman ini memiliki kebiasaan sebagai pegawai kantoran, bisnis, investor dan pekerjaan lainya sehingga mereka cenderung terbuka dan dapat mudah menerima produk baru yang berasal dari luar negeri yang lebih praktis.dan kondisi sosial yang ada di lingkungan ini lebih individualis dan memiliki kultur budaya yang berbeda-beda karena bukan saja orang asli dari Jakarta akan tetapi banyak orang luar dari Jakarta yang datang untuk bekerja dan lain sebagainya.Â
Dari tulisan diatas menggambarkan bagaimana kompleksnya kehidupan yang ada di Jakarta ini. Namun dibalik kompleks dan multikulturalnya kehidupan di Jakarta ini, kita tetap harus mengedepankan nilai solidaritas dan kerukunan antar suku bangsa yang ada di Indonesia ini.
Penulis : Prasetiawan (Mahasiswa Geografi Universitas Indonesia)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H