[caption id="attachment_367054" align="aligncenter" width="400" caption="Ilustrasi, tidur (Shutterstock)"][/caption]
Masyarakat modern telah terbiasa menganggap kantuk sebagai suatu bentuk kemalasan. Sebuah hal yang tabu bagi produktivitas. Orang yang mengantuk dipandang sebelah mata. Akibatnya, kantuk diperlakukan sebagai suatu penyakit yang harus dicarikan obatnya.
Padahal mengantuk merupakan sinyal tubuh membutuhkan tidur, sama halnya seperti lapar merupakan tanda membutuhkan makanan atau haus yang berarti membutuhkan cairan. Kantuk adalah hal alami. Secara alamiah, jika kekurangan sesuatu kita harus memenuhi kebutuhan tersebut, dan tidak tergantikan. Ya, sampai saat ini tak ada satu zat pun yang dapat menggantikan efek restoratif tidur.
Proses tidur itu membangun dan memperbaiki tubuh. Ia memberikan tenaga baru, semangat baru bahkan sel-sel baru. Seluruh sistem tubuh akan terganggu begitu tidur terganggu.
Pada dasarnya kita akan mengantuk jika kekurangan tidur. Tetapi kekurangan tidur harus dipahami sebagai suatu kondisi. Kondisi kurang tidur bisa disebabkan oleh durasi tidur yang kurang, atau kualitas tidur yang buruk. Kualitas tidur yang buruk, bukan saja rasa tidur yang tak dalam yang sering dikenal masyarakat dengan sebutan tidur-tidur ayam. Kualitas tidur yang buruk ditemui dalam bentuk kantuk berlebihan walau durasi tidur sudah cukup.
Rasa kantuk berlebihan atau hipersomnia berujung pada berbagai penyakit tidur serius seperti narkolepsi atau sleep apnea/mendengkur.
Kantuk bisa bertumpuk dan bertambah parah. Sebelum bertambah buruk dan mengakibatkan gangguan produktivitas dan kesehatan, ada baiknya kita mengenali bagaimana tanda-tanda kantuk yang tak sehat.
Pelor
Pelor alias nempel molor merupakan istilah yang umum diberikan pada orang yang mudah sekali tidurnya. Begitu meletakkan kepala di atas bantal, tak kurang dari 5 menit, seseorang sudah terlelap. Padahal mula tidur (sleep onset) yang normal adalah 10-20 menit.
Impulsif
Mengantuk akan memicu perilaku impulsif. Orang yang berada dalam kondisi kurang tidur mudah sekali terpancing emosinya. Kemampuan mengambil keputusan juga menurun drastis. Coba perhatikan, tiap kali berbelanja di midnight sale, atau browsing toko online di malam hari, kita cenderung tak berpikir panjang untuk berbelanja.