Mohon tunggu...
Andreas Prasadja
Andreas Prasadja Mohon Tunggu... profesional -

Praktisi kesehatan tidur, konsultan utama pada AP Snoring & Sleep Disorder Clinic serta Sleep Disorder Clinic - RS. Mitra Kemayoran, pendiri @IDTidurSehat , penulis buku Ayo Bangun! anggota American Academy of Sleep Medicine www.andreasprasadja.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Puasa Lancar dengan Tidur yang Sehat

26 Juni 2014   18:02 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:48 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi/Kompasiana (Kompas.com)

[caption id="" align="aligncenter" width="624" caption="Ilustrasi/Kompasiana (Kompas.com)"][/caption] Ibadah puasa membawa berkah. Tentu kita tak mau jika ibadah terganggu akibat jatuh sakit, musibah atau ketidak nyamanan lain. Menjaga kesehatan secara menyeluruh jadi penting. Tahukah Anda bahwa kesehatan tidur sangat mempengaruhi ibadah puasa kita? Berikut saya berikan beberapa poin penting dari sisi kesehatan tidur agar ibadah puasa lancar. Tidur Sehat Tidur yang sehat sama pentingnya bagi kesehatan seperti menjaga nutrisi dan berolahraga. Mengabaikan kesehatan tidur akan berakibat buruk bagi keselamatan, kesehatan, dan produktivitas. Sayangnya banyak sekali contoh di keseharian kita yang menunjukkan bagaimana masyarakat kita masih mengabaikan kesehatan tidur. Lihat saja bagaimana iklan-iklan di media yang menunjukkan berbagai produk yang membuat seseorang lebih "melek". Bukan berarti produk-produk suplemen atau penambah energi tersebut buruk. Tetapi coba lihat lebih dalam, para produsen ini melihat adanya peluang pasar yang besar pada masyarakat Indonesia yang mengantuk! Perhatikan juga bagaimana di minggu awal berpuasa, banyak terjadi kecelakaan lalu lintas. Kenapa? Sederhana saja, kantuk. Akibat tubuh yang belum terbiasa dengan perubahan pola tidur, banyak orang mengantuk saat berkendara. Padahal para ahli telah membuktikan bahwa mengendara dalam keadaan mengantuk sama bahayanya dengan kondisi mabuk. Keselamatan Kesiapan kendaraan memang penting, tetapi kesiapan pengendaralah yang sebenarnya paling penting! Sebelum berkendara ke tempat kerja, pastikan Anda tidak dalam keadaan mengantuk. Jika mengantuk, ambil waktu untuk tidur dulu. Atau jauh lebih aman gunakan saja kendaraan umum. Saat akan berkendara pulang. Istirahat dulu 15 menit, atau gunakan kendaraan umum jika mengantuk. Berbuka puasa bersama keluarga tercinta memang tak tergantikan, tetapi tiba di rumah dengan selamat jauh lebih penting! Data kecelakaan pada Operasi Ketupat 2013 menunjukkan bahwa 420 kecelakaan disebabkan oleh tidak menjaga jarak antarkendaraan, 332 akibat melanggar batas kecepatan dan 623 disebabkan oleh pengendara yang mengantuk. Kantuk masih menjadi penyebab kecelakaan terbesar. Bahaya kantuk saat berkendara ada di depan mata tapi masih kita abaikan. Saat berkendara dan mengantuk, kita malah meningkatkan kecepatan. Tak jarang kita juga merasa tanggung, 10 menit lagi sampai. Tetapi bencana bisa terjadi sewaktu-waktu. Bahaya kantuk bukan saja tertidur. Bahaya kantuk sesungguhnya terletak pada menurunnya konsentrasi, kewaspadan dan respons refleks. Ketiganya merupakan syarat kemampuan dasar berkendara yang aman. Kesehatan Kondisi kurang tidur telah diketahui akan mendorong perubahan hormonal yang akan memicu reaksi berantai yang buruk bagi kesehatan. Saat kekurangan tidur, tubuh akan bereaksi dengan meningkatkan hormon ghrelin dan menekan leptin. Ghrelin fungsinya meningkatkan nafsu makan sedangkan leptin berperan dalam menekan nafsu makan. Akibatnya nafsu makan seolah tak terbendung. Di otak juga terjadi berbagai perubahan yang mendorong seseorang untuk mencari makanan yang bersifat asin, manis dan gurih. Akibatnya saat berbuka seseorang jadi cenderung "balas dendam". Catatan khusus bagi penderita diabetes. Kurang tidur juga diketahui membuat tubuh berada dalam kondisi "stress". Akibatnya metabolisme pun turut terganggu. Respons tubuh akan secara otomatis meningkatkan tekanan darah dan kekentalan darah. Resiko penyakit jantung dan pembuluh darah tentu jadi meningkat. Produktivitas Lemas saat berpuasa, apa benar akibat berkurangnya asupan gizi? Belum tentu. Coba saja tambahkan jam tidur, apakah masih akan selemas itu? Perubahan pola tidurlah yang sebabkan seseorang jadi lemas dan kurang bersemangat. Ketahuilah bahwa penambahan suplemen di saat sahur tentu bermanfaat. Kita lebih segar dan bugar. Tapi berbagai suplemen ini tak ada yang dapat menggantikan efek restoratif tidur. Kemampuan otak tetap akan melemah seiring dengan semakin berkurangnya tidur. Ingin tetap produktif saat berpuasa? Perhatikan kesehatan tidur! Sehat Berpuasa Selain menjaga asupan gizi, jaga juga kesehatan tidur. Perlahan majukan jam tidur di malam hari. Terutama bagi para ibu yang harus bangun paling awal untuk menyiapkan santapan sahur. Di siang hari, ketika ada waktu, sempatkan untuk beristirahat. Buat suasana yang nyaman dan gelap untuk tidur siang. Bagi yang bekerja, manfaatkan waktu istirahat siang untuk beribadah dan tidur siang. Dengan demikian kita bangun segar dan dapat lebih produktif mengerjakan tugas-tugas. Hingga menjelang pulang kita akan tetap cekatan namun tenang tak mudah terpancing emosi. Selamat menyambut bulan suci Ramadhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun