Mohon tunggu...
Andreas Prasadja
Andreas Prasadja Mohon Tunggu... profesional -

Praktisi kesehatan tidur, konsultan utama pada AP Snoring & Sleep Disorder Clinic serta Sleep Disorder Clinic - RS. Mitra Kemayoran, pendiri @IDTidurSehat , penulis buku Ayo Bangun! anggota American Academy of Sleep Medicine www.andreasprasadja.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kesehatan Jantung, Kematian Mendadak, Olahraga dan Tidur

11 Desember 2012   08:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:50 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kita sering kali mendengar kematian mendadak setelah berolah raga. Baik itu sepak bola, bersepeda atau lainnya. Dari gejala-gejala yang digambarkan, dikesankan bahwa serangan jantunglah penyebabnya. Seketika kesehatan jantung menjadi perhatian banyak orang. Dalam tulisan ini saya ingin mengulas bagaimana hubungan antara tidur yang sehat, olah raga dan kesehatan jantung.

Cukup Tidur

Semua orang tahu, bagaimana olah raga amat bermanfaat bagi kesehatan, terutama jantung manusia. Tetapi mengorbankan tidur demi berolah raga tidaklah bijak. Bagi para atlet, tidur amatlah penting untuk meningkatkan prestasi. Ini dikonfirmasi oleh berbagai data penelitian yang menunjukkan bahwa atlet dengan tidur yang cukup lebih berprestasi dibanding yang tidak.

Kini jumlah tidur yang cukup, dikaitkan dengan resiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Laporan dari Harvard Heart Letter Januari 2007 menghubungkan  antara kekurangan tidur dengan tekanan darah tinggi, atherosklerosis, payah jantung, serangan jantung dan stroke, hingga diabetes dan obesitas. Diduga kondisi kurang tidur akan meningkatkan kadar zat-zat inflamasi yang pada akhirnya menyebabkan penyakit-penyakit kronis tersebut.

Baru-baru ini para peneliti dari the University of Warwick menyatakan bahwa, jika kita tidur kurang dari enam jam sehari, kita akan mempunyai resiko 48 persen lebih besar untuk menderita atau meninggal akibat penyakit jantung, dan kemungkinan 15 persen lebih untuk menderita atau meninggal akibat stroke. Penelitian yang diterbitkan dalam European Heart Journal terbitan 8 Februari 2011 juga mengungkapkan fakta gaya hidup tidur larut malam dan bangun sepagi bisa menjadi bom waktu bagi kesehatan kita. Dalam tulisannya, para peneliti menerangkan bahwa jumlah tidur yang pendek dalam waktu lama, akan menghasilkan beberapa zat yang nantinya menjadi resiko bagi berkembangnya tekanan darah tinggi, peningkatan kolesterol, diabetes, obesitas, hingga penyakit jantung dan stroke.

Hal senada diungkap dalan jurnal SLEEP 1 Agustus 2010. Para peneliti dari West Virginia University School of Medicine menyatakan bahwa jumlah tidur ideal bagi kesehatan jantung adalah 7 jam sehari. Penelitian ini mengikuti kebiasaan tidur 30.000 orang dewasa. Mereka menemukan bahwa tidur kurang maupun berlebih akan meningkatkan resiko penyakit jantung. Mereka yang tidur kurang dari 5 jam mempunyai resiko dua kali lipat untuk menderita penyakit jantung, sementara yang tidur lebih dari 9 jam perhari beresiko satu setengah kali lipat.

Sleep Apnea

Yang unik, tidur lebih dari 7 jam pun menunjukkan peningkatan resiko penyakit kardiovaskular. Walau para peneliti menyatakan tidak mengetahui penyebabnya secara pasti, diduga gangguan tidur yang menyebabkan kantuk berlebih menjadi penyebabnya. Jadi bukan kelebihan tidur, tetapi kantuk berlebihan yang perlu diperhatikan.

Sleep apnea atau henti nafas tidur, merupakan gangguan pernafasan saat tidur yang ditandai dengan ngorok, mendengkur dan kantuk berlebihan, hipersomnia. Penderitanya mudah dikenali dari penampilannya yang selalu mengantuk. Apalagi ketika tertidur, kita dengan mudah mendengar deru dengkuran.

Ketika tidur, saluran nafas penderita sleep apnea akan melemas hingga menyempit dan pada akhirnya menyumbat. Akibatnya, walau gerakan nafas tetap ada, udara tidak dapat lewat. Karena sesak penderitanya akan terbangun-bangun sepanjang malam, tanpa sadar. Tak heran jika orang yang mendengkur bangun dengan rasa tak segar dan terus mengantuk tanpa tahu sebabnya.

Berhentinya nafas saat tidur, menyebabkan jantung bekerja keras, bahkan ekstra keras. Ini ditunjukkan dalam pemeriksaan tidur pendengkur yang juga meliputi perekaman jantung, dimana irama jantung jadi tak beraturan. Kesimpulannya, ngorok berakibat buruk bagi kesehatan jantung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun