Mohon tunggu...
Andreas Prasadja
Andreas Prasadja Mohon Tunggu... profesional -

Praktisi kesehatan tidur, konsultan utama pada AP Snoring & Sleep Disorder Clinic serta Sleep Disorder Clinic - RS. Mitra Kemayoran, pendiri @IDTidurSehat , penulis buku Ayo Bangun! anggota American Academy of Sleep Medicine www.andreasprasadja.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Dengkuran Ternyata Memperburuk Kanker

1 November 2011   08:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:12 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Obstructive Sleep Apnea (OSA) atau henti nafas saat tidur merupakan penyebab dari berbagai penyakit serius seperti hipertensi, diabetes, gangguan jantung, hingga stroke. Namun sebuah penelitian dalam jurnal kedokteran American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine menemukan suatu hal yang mengejutkan, hubungan sleep apnea dan kanker!

Obstructive Sleep Apnea
OSA, ditandai oleh dua gejala utama yaitu mendengkur atau ngorok dan rasa kantuk yang berlebihan. Kedua tanda yang sering kita temui sehari-hari namun sayangnya juga paling sering kita abaikan. Tetapi jangan salah mengerti, yang penting dibicarakan di sini adalah proses henti nafas yang terjadi bukan suara dengkuran.
Saat tidur, dan otot-otot kita melemas, saluran nafas jadi menyempit. Akibatnya aliran udara akan terhenti. Setelah beberapa waktu, penderita akan terbangun disertai sensasi tersedak untuk menarik udara kembali. Otak terbangun sesaat dan langsung kembali tertidur, akibatnya penderita tak sadar ia terbangun-bangun selama tidur. Kadar oksigen pun jadi menurun. Kondisi ini akan terjadi  berulangkali selama tidur. Tak jarang hingga lebih dari 30 kali tiap jamnya.
Penurunan kadar oksigen (hipoksia) dan episode bangun singkat berulang-ulang inilah yang memicu reaksi berantai yang berbuntut pada peningkatan tekanan darah, kadar gula dan masalah-masalah kardio vaskular lainnya.
Penelitian Pada Tikus
Sekelompok peneliti Spanyol menemukan bahwa henti nafas yang terjadi berulang seperti yang terjadi pada penderita sleep apnea, akan mendorong proliferasi sel-sel kanker melanoma dan meningkatkan pertumbuhan tumor pada tikus. Penelitian ini juga menemukan bahwa sel-sel tumor dari model tikus dengan OSA ini mengandung banyak sel-sel nekrosis. Artinya mengandung tipe kanker yang lebih agresif.
Pada penelitian ini beberapa tikus disuntikkan sel-sel tumor melanoma, lalu dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama, dikurangi oksigennya selama 20 detik sebanyak 60 kali perjamnya, selama 6 jam perhari. Kelompok kedua diberikan oksigen dalam kadar normal. Kemudian tumor diukur besarnya selama penelitian dan setelah penelitian berakhir. Setelah 14 hari, tumor dari tikus-tikus tersebut diangkat dan ditimbang serta diukur jumlah sel-sel nekrosisnya untuk menentukan seberapa agresifnya tumor-tumor tersebut.
Walau semua sel tumor bertambah besar, namun kelompok tikus yang dikurangi suplai oksigennya secara berulang ternyata lebih besar pertambahan volumenya. Berat tumor dan jumlah sel nekrosis didapati 2 kali lebih besar dibanding kelompok tikus dengan kadar oksigen normal.
Profesor Ramon Farre dari the University of Barcelona School of Medicine Biophysics and Bioengineering Lab, mengatakan bahwa efek hipoksia terhadap pertumbuhan sel kanker telah lama diketahui, tetapi efek hipoksia berulang-ulang seperti yang dialami penderita OSA dalam tidur belum pernah diteliti. Maka penelitian ini dianggap memberi terobosan baru di dunia kedokteran. Namun ia juga menekankan bahwa penelitian ini masih amat awal. Diharapkan penelitian ini akan memicu penelitian-penelitian lain yang lebih mendalam. Dengan ditemukannya efek hipoksia intermiten terhadap pertumbuhan sel kanker, pengetahuan kita akan kesehatan tidur dan OSA jadi lebih luas. Jika selama ini kita hanya tahu efek OSA terhadap gangguan jantung dan metabolisme, kini kita juga tahu efeknya terhadap penyakit yang telah lama menghantui, kanker.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun