Mohon tunggu...
Andreas Prasadja
Andreas Prasadja Mohon Tunggu... profesional -

Praktisi kesehatan tidur, konsultan utama pada AP Snoring & Sleep Disorder Clinic serta Sleep Disorder Clinic - RS. Mitra Kemayoran, pendiri @IDTidurSehat , penulis buku Ayo Bangun! anggota American Academy of Sleep Medicine www.andreasprasadja.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tidur Siswa: Kafein, Kantuk dan Media Sosial

12 Juli 2012   06:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:02 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Tim peneliti dari Birmingham, Inggris, tunjukkan bahwa gangguan pada proses tidur berakibat langsung pada emosi siswa di siang harinya. Mereka mengumpulakan data kebiasaan tidur dari 959 anak usia 11-13 tahun. Dua minggu kemudian, para siswa di tes untuk mengumpulkan data kondisi emosi mereka (sedih, depresi, tegang, khawatir, dan rasa tanpa harapan). Hasilnya, siswa yang suka terbangun di tengah malam, secara signifikan mengaku juga mengalami mood negatif di siang hari. Dibandingkan dengan yang tak pernah terbangun di tengah malam, mengaku sama sekali tidak mengalami gangguan mood di siang hari.

Laporan lain mencoba melihat bagaimana para guru menyiasati kantuk siswanya. Diketahui bahwa kantuk mengakibatkan penurunan drastis kemampuan kognitif yang berujung pada penurunan prestasi akademis. Kelompok peneliti dari Universitas Souther Mississipi menyoroti seberapa terlibatnya siswa dalam suatu pelajaran dihubungkan dengan kantuk siswa. 204 siswa dikumpulkan dikumpulkan datanya. Mereka dinilai kantuknya saat mengikuti berbagai kelas. Hasilnya, keterlibatan (involement) siswa dalam suatu kelas berpengaruh besar pada rasa kantuknya. Dilaporkan kelas dengan keterlibatan siswa yang rendah, akibatkan 50% dari siswa mengantuk, dibandingkan dengan kelas dengan keterlibatan tinggi, hanya 20% siswa yang mengantuk.

Terlepas dari keterlibatan dalam kelas dapat mengurangi kantuk siswa, para ahli menekankan bahwa hasil dari penelitian ini buktikan bahwa seluruh siswa sebenarnya mengantuk. Rasa kantuk mungkin dapat dikurangi dengan model kelas yang melibatkan siswa lebih aktif, tetapi jauh lebih penting sebenarnya adalah mencegah siswa agar tak mengantuk di siang hari. Caranya? Tentu dengan pola tidur yang sehat!

Media Sosial

Yang terakhir, adalah penelitian dari University of Arkansas. Penelitian ini dibuat karena Holloway, pemimpin penelitian, suatu malam tanpa ia sadari mengetikkan kata-kata lewat smartphone-nya. Sebuah bentuk mengigau yang dikenal secara populer dengan sebutan sleeptexting atau sleeptweeting. Ia sadar bahwa ini terjadi karena kantuk akibat beban hutang tidur yang dialami.

Bersama timnya ia merekrut 131 mahasiswa/i untuk dinilai kantuk dan seberapa sering ia menggunakan smartphone serta terhubung dengan media sosial. Hasilnya, sesuai dugaan. Penggunaan telepon genggam dan terhubung dengan media sosial berhubungan langsung dengan kantuk di siang hari.

Kebiasaan baru di kalangan modern ini berpotensi besar untuk memperpendek durasi tidur. Banyak orang kini selalu terhubung lewat telepon genggam. Sesaat sebelum tidur masih memeriksa timeline, selama tidur terganggu oleh notifikasi dari media sosial, dan begitu bangun di pagi hari pun secara otomatis memeriksa mention-mention yang masuk.

Ahli-ahli kesehatan tidur, memandang bahwa media sosial dan telepon pintar, menjadi salah satu komponen kebiasaan tidur sehat (sleep hygiene) yang perlu diperhatikan.

Kesimpulan

Para ahli sementara ini sepakat bahwa pola tidur remajalah yang paling penting diperhatikan. Dengan pola tidur yang sehat, kantuk berkurang, hingga kebutuhan untuk konsumsi kafein pun berkurang.

Kebiasaan-kebiasaan tidur yang sehat, seperti mematikan handphone, log out dari media sosial dan berhenti bermain game beberapa menit sebelum tidur perlu digalakkan. Ini semua semata dilakukan demi kualitas tidur yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun