Mohon tunggu...
Andreas Prasadja
Andreas Prasadja Mohon Tunggu... profesional -

Praktisi kesehatan tidur, konsultan utama pada AP Snoring & Sleep Disorder Clinic serta Sleep Disorder Clinic - RS. Mitra Kemayoran, pendiri @IDTidurSehat , penulis buku Ayo Bangun! anggota American Academy of Sleep Medicine www.andreasprasadja.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Jantung Sehat? Tidurlah Dengan Sehat

28 September 2011   07:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:32 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao


Kelompok peneliti dari Bologna adalah yang pertama melengkapi perekaman tidur dengan sensor-sensor untuk merekam pernafasan. Akhirnya ditemukanlah bahwa penderita Pickwickian syndrome ini mengalami henti nafas saat tidur. Sejak saat itu dikenal bahaya mendengkur bernama sleep apnea. Dan penderita sleep apnea ternyata juga mengalami peningkatan tekanan darah selama tidur!

Sebelum era 1980-an penelitian seolah mandeg karena tak adanya perawatan untuk sleep apnea. Dengan ditemukannya continuous positive airway pressure (CPAP) untuk perawatan sleep apnea, penelitian tidur kembali bergairah.


Journal of the American Medical Association, di tahun 2000 menyatakan bahwa 45% penderita hipertensi juga menderita sleep apnea. Sementara Journal of Hypertension setahun berikutnya menyebutkan bahwa 80% penderita hipertensi yang resisten terhadap pengobatan ternyata juga menderita sleep apnea. Selanjutnya dokumen JNC7 yang merupakan panduan tata laksana penanganan tekanan darah tinggi menyebutkan sleep apnea sebagai salah satu penyebab hipertensi yang harus didiagnosa demi pengobatan yang paripurna.


Tidak berhenti di situ. Kini sudah tak terhitung jurnal-jurnal kedokteran yang membuktikan perbaikan tekanan darah setelah sleep apnea dirawat dengan CPAP. Sebut saja jurnal Heart, Chest, New England Journal of Medicine dan masih banyak lagi.


Kesehatan Jantung


Sama seperti tekanan darah tinggi, kesehatan jantung pun berkaitan erat dengan tidur. Sebuah penelitian di jurnal kedokteran SLEEP menyatakan durasi tidur yang paling sehat bagi jantung adalah 7 jam sehari.


Dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa tidur kurang dari 5 jam perhari akan meningkatkan resiko serangan jantung, penyakit jantung koroner dan stroke hingga dua kali lipat. Membayar utang tidur sehari dua hari tidak akan menolong. Sementara tidur sembilan jam setiap malam juga meningkatkan resiko yang sama hingga 1,5 kali lipat.


Meskipun mekanisme pasti belum diketahui, para peneliti menduga durasi tidur pendek berkaitan dengan gangguan metabolisme dan pengerasan dini dinding pembuluh darah.


Durasi tidur yang panjang, dikaitkan dengan rasa kantuk yang berlebihan. Rasa kantuk berlebihan atau hipersomnia merupakan salah satu tanda utama dari sleep apnea. Sleep apnea adalah henti nafas saat tidur yang disebabkan oleh menyempitnya saluran nafas pada saat tidur. Akibatnya walau gerak nafas tetap ada, tak terjadi pertukaran udara yang dibutuhkan.


Berbagai penelitian juga menyebutkan hubungan erat antara sleep apnea dan berbagai penyakit jantung. Javaheri dan kawan-kawan dalam jurnal Circulation di tahun 1999 menyebutkan 50% penderita payah jantung kongestif juga mendengkur dan menderita sleep apnea. Sementara penderita jantung koroner 30%nya juga menderita sleep apnea, seperti disebutkan dalam jurnal Cardiology di tahun yang sama.


Sebuah riset yang diterbitkan pada jurnal SLEEP menyebutkan bahwa perawatan sleep apnea demi kesehatan jantung sudah amat mendesak. Penderita sleep apnea yang tak dirawat akan mempunyai resiko 5 kali lipat meninggal akibat gangguan jantung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun